Ibrani 2:4
Tuhan meneguhkan kesaksian para rasul dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, serta berbagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus. Semuanya itu diberikan menurut kehendak-Nya. Karena itu, sesuai dengan 2 Korintus 12:12, Paulus menyatakan dirinya sebagai rasul, karena mendapatkan peneguhan dengan diberi karunia serta kuasa untuk mengadakan tanda-tanda serta mujizat-mujizat. Seseorang yang menerima wahyu dari Tuhan, dia pasti akan diteguhkan dengan tanda-tanda tersebut. Jika bukan rasul, maka dia tidak akan mengadakan mujizat. Nabi atau rasul, jika tidak melakukan mujizat, maka mereka adalah nabi dan rasul palsu.
Tuhan memakai Elia dengan tanda dan mujizat, karena Tuhan ingin meneguhkan bahwa Elia adalah nabi-Nya. Tuhan juga memakai Elisa untuk mengadakan mujizat, meskipun hanya Naaman yang pada waktu itu disembuhkan dari penyakit kusta. Elisa pada waktu itu tidak dianggap nabi oleh bangsa Israel, sehingga Tuhan perlu meneguhkannya, meskipun yang disembuhkan bukan dari kalangan orang Israel. Di dalam Ulangan 18:18-22 mengatakan bahwa jika seorang nabi bernubuat dan ternyata nabuatan itu tidak jadi, maka jangan dengarkan dia.
Tuhan memberikan tanda dan mujizat kepada para rasul, untuk meneguhkan bahwa semua yang dikatakan oleh para rasul itu benar dari Tuhan. Perkataan rasul sama dengan firman Tuhan. Karena itulah kita bisa melihat bahwa tulisan Petrus, Yakobus, Paulus, dan rasul yang lainnya dibaca sebagai firman Tuhan. Hari ini tidak ada lagi orang yang diberi karunia mujizat, karena bukan rasul dan memang tidak diperlukan untuk itu. Jika hari ini ada seseorang yang diberi karunia mujizat, maka perkataannya akan menjadi firman Tuhan dan itu pasti akan menyesatkan banyak orang. Kita perlu tahu bahwa firman Tuhan sudah selesai, Alkitab sudah dikanonisasi. Tidak ada keperluan bagi Tuhan untuk memberikan karunia mujizat kepada orang zaman ini. Iblislah yang hari ini menggunakan hal tersebut, sehingga berpotensi untuk menyesatkan banyak orang, termasuk orang-orang pilihan juga.
Tidak ada lagi orang yang mendapatkan karunia mujizat dari Tuhan, tetapi mujizat itu tetap ada sampai sekarang. Jika kita berdoa terhadap orang sakit dan orang tersebut sembuh, bukan berarti bahwa kita mendapatkan karunia mujizat. Kita seharusnya bisa menyadari, bahwa pada saat itu Tuhan sedang mengabulkan doa kita. Tetapi kita juga harus tahu bahwa tidak semua doa kita dikabulkan oleh Tuhan. Kita juga tidak tahu apakah doa kita yang dikabulkan, atau doa orang lain. Karena biasanya pada saat orang sakit, dia akan meminta dukungan doa dari banyak orang, bukan dari satu orang saja. Dia juga berdoa dan mungkin doa dia yang dikabulkan, bukan doa kita. Kita tidak bisa mengklaim bahwa kita mendapatkan karunia mujizat.
Hari-hari ini ada saja orang yang mengaku mendapatkan karunia ini dan itu, karunia yang dipakai untuk gagah-gagahan, untuk menunjukkan bahwa dirinya hebat. Kita perlu waspada dengan orang-orang yang seperti itu. Orang tersebut bisa menyesatkan orang-orang lain yang tidak mengerti Alkitab dengan benar. Orang tersebut juga bisa menyesatkan orang-orang yang mencari kesembuhan fisik, mencari berkat materi, mencari ketenaran, atau mencari karunia yang sama. Untuk meyakinkan banyak orang, biasanya orang tersebut akan menyaksikan hal-hal yang supranatural, yang tidak bisa dinalar dengan akal sehat. Kesaksian-kesaksian itu akan membuat orang tertarik untuk bisa mendapatkan hal yang sama seperti dia.
Views: 8