Ibrani 3:10-19
Bangsa Israel bisa keluar dari Mesir, tetapi pikiran mereka tetap berada di Mesir dan mereka tidak bisa masuk ke tanah Kanaan. Mereka memang bisa melihat kemahabesaran Tuhan. Tetapi karena hati dan perilaku mereka yang masih terpengaruh dengan tradisi dan kepercayaan di Mesir, maka mereka hanya berputar-putar di padang gurun. Orang bisa saja keluar dari kepercayaannya yang lama, tetapi belum tentu bisa keluar dari pola pikir yang lama. Kebiasaan dan pola pikir yang lama sudah mendarah daging, sulit untuk diubah dari dalam. Lebih mudah mengubah kulitnya saja. Lebih mudah menjadi orang Kristen, tetapi lebih sulit untuk mengerti kekristenan yang sesungguhnya, karena pola pikir kita sudah tertanam dengan pola pikir yang lama.
Surat ini ditulis untuk orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus dan telah melayani-Nya. Tetapi Paulus memberi peringatan supaya waspada, karena orang yang sudah percaya dan melayani Tuhan pun bisa melakukan perbuatan jahat dan murtad. Surat Ibrani ini juga memberi peringatan akan bahayanya penyesatan. Jangan sampai di hati orang-orang percaya, muncul penentangan terhadap Tuhan, muncul ketidaksetiaan kepada Tuhan. Yang harus kita lakukan adalah saling menasihati dan saling menguatkan. Jangan sampai ada di antara orang percaya yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Iblis selalu ada di antara kita, yang siap untuk menerkam orang-orang yang di dalam Tuhan.
Kita sudah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula. Bukan berarti kita diselamatkan karena kita harus melakukan sesuatu. Kita tidak melakukan sesuatu yang berat untuk memperoleh keselamatan. Kita dituntut untuk setia, yaitu tidak mengubah iman atau kepercayaan kita. Ketika kita tetap percaya sebagaimana pertama kali kita percaya kepada Yesus Kristus, maka kita telah setia di dalam iman kita. Dalam karakter dan perilaku, kita seharusnya bertumbuh, supaya menjadi contoh serta kesaksian bagi yang lain.
Bangsa Israel menjadi contoh bagi kita, supaya kita tidak melakukan yang mereka lakukan. Bangsa Israel telah membangkitkan amarah Tuhan. Mereka yang keluar dari Mesir, sekalipun mereka mendengar suara Tuhan, tetapi mereka tetap mengeraskan hati. Mereka lebih memilih untuk bersungut-sungut kepada Tuhan. Jika Mesir adalah simbol dari hidup duniawi, maka mereka sudah sempat keluar dari kehidupan duniawi tersebut. Tetapi mereka tidak sempat untuk masuk ke tanah perjanjian.
Selama empat puluh tahun di padang gurun, bangsa Israel sudah berdosa secara perbuatan maupun iman. Mereka bahkan menyembah berhala dan mengusung dewa sesembahan orang yang tidak percaya Tuhan. Mereka tidak taat dan setia. Mereka tidak mau menetapkan diri pada iman yang benar. Bangsa Israel tidak bisa masuk ke tanah perjanjian karena ketidakpercayaan mereka. Awalnya mereka percaya kepada Tuhan dengan simbol mereka memberikan korban saat akan keluar dari tanah Mesir. Tetapi, setelah berjalannya waktu, mereka berubah setia dan tidak percaya lagi kepada Tuhan, sehingga mereka tidak sampai ke tanah Kanaan. Kita patut waspada, jangan sampai perilaku yang dilakukan oleh bangsa Israel itu, ternyata kita lakukan juga pada hari ini.
Views: 20