2 Timotius 1:8-11
Kita tidak boleh malu menjadi orang Kristen. Kita tidak boleh malu karena Tuhan Yesus yang mati di atas kayu salib. Yesus Kristus bukan penjahat, tetapi Dia dijadikan penjahat karena dosa kita. Kita juga tidak boleh malu karena Paulus yang dipenjarakan. Dia dipenjara bukan karena melakukan kejahatan, tetapi ia dipenjara karena memberitakan kebenaran Injil Yesus Kristus. Kita bahkan perlu ikut menderita seperti mereka. Jika ingin ikut dimuliakan bersama Tuhan, kita seharusnya juga ikut menderita bersama dengan Dia.
Di dalam Roma 8:17 dikatakan, “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” Jika kita mau dipermuliakan bersama-sama dengan Yesus Kristus, maka seharusnya kita juga rela untuk menderita bersama-sama dengan Dia. Menjadi orang Kristen jangan hanya cari manisnya saja, tetapi siap untuk menerima yang tidak manis juga. Orang Kristen menderita bukan karena masalah hidup, tetapi karena memberitakan Injil. Jika menderita karena masalah, kita tidak perlu menjadi Kristen. Menderita karena masalah, tidak terlalu banyak faedahnya.
Tuhan telah memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman. Saat ini janji keselamatan itu dinyatakan oleh kedatangan Sang Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh berita Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
Ketika kita percaya kepada Yesus, maka Ia menyelamatkan kita dengan cara menggantikan kita dijatuhi hukuman atas dosa kita. Setelah kita diselamatkan, kita dipanggil dengan panggilan kudus. Panggilan ini bukan berdasar pada perbuatan, tetapi berdasarkan iman dan kepercayaan seseorang kepada Yesus Kristus. Oleh kemahatahuan Tuhan, Dia memanggil kita ke dalam pelayanan-Nya. Itu juga yang terjadi pada Timotius dan juga pada kita yang memutuskan untuk melayani Tuhan. Dengan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, maka hukuman dosa telah dijatuhkan. Inilah kekuatan Injil yang menyelamatkan, yaitu ketika Yesus mati tetapi mengalahkan maut dan bangkit dari antara orang mati. Ia bangkit dan tidak dapat binasa.
Untuk Injil itu, Paulus telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. Dia tidak menyebut dirinya gembala, karena dia tidak menetap di satu tempat saja untuk menggembalakan jemaat. Ia adalah rasul Yesus Kristus, utusan Yesus Kristus yang bertugas memberitakan Injil dan mengajarkannya kepada orang-orang di sebanyak mungkin tempat. Paulus pergi ke mana-mana untuk memberitakan Injil dan membangun jemaat di setiap tempat yang disinggahinya.
Di dalam Efesus 4:11 dikatakan, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar…” Paulus telah membicarakan mengenai lima jabatan yang ada di dalam pelayanan kekristenan.
Views: 20