2 Timotius 2:9-13
Karena pemberitaan Injil yang dilakukan itulah, maka Paulus mengalami penderitaan dan berada di dalam penjara. Dia bahkan dibelenggu seperti seorang penjahat. Tetapi Paulus yakin bahwa berita firman Tuhan tidak terbelenggu. Manusia-manusia yang berdosa merasa dihakimi, sehingga mereka lebih senang membungkam kebenaran. Mereka tidak mau menyadari akan dosa mereka. Lebih baik mereka mencari aman, meskipun sementara waktu, dengan cara memenjarakan orang yang memberitakan kebenaran dan membuat dosa menjadi terang benderang. Orang-orang pada waktu itu memakai peraturan dan kekuasaan pemerintah untuk membelenggu kebebasan bersuara dan berpendapat. Hal itu juga terjadi sampai sekarang.
Kita mungkin membaca atau mendengar dalam sejarah kekristenan, banyak sekali terjadi hal-hal yang demikian. Tidak sedikit orang Kristen yang dibelenggu, dipenjarakan, disiksa, bahkan dibunuh, karena mereka memberitakan Injil. Mereka bukan penjahat, mereka ingin menyadarkan manusia yang berdosa, tetapi justru mereka menjadi orang-orang yang dijadikan seperti penjahat. Karena itu, kita perlu belajar untuk melakukan segala sesuatu sesuai aturan, terutama dalam mencari kebenaran. Mencari kebenaran seharusnya menggunakan akal budi dan argumentasi, bukan menggunakan otot atau kekerasan. Sekalipun Paulus terbelenggu, tetapi ia tetap bisa memenangkan orang di penjara dan memberi pengajaran kepada jemaat di berbagai kota, termasuk memberikan pengajaran kepada Timotius.
Paulus memilih untuk bersabar menanggung semua penderitaan itu, karena dia tahu akan tujuan hidupnya. Dia mementingkan orang-orang pilihan Tuhan, supaya mereka juga mendapatkan keselamatan dari Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Orang-orang pilihan ini ada yang menafsirkan sebagai orang-orang Yahudi, supaya mereka mendengar berita Injil dan menerima keselamatan yang disediakan oleh Sang Mesias. Memang bangsa Yahudi pernah dipilih sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, sejak hukum Taurat diturunkan sampai Yohanes Pembaptis tampil. Setelah Yohanes Pembaptis tampil dan menunjuk Yesus Kristus, maka orang-orang pilihan adalah orang-orang yang masuk ke dalam jemaat, menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran.
Ada perkataan yang sudah beredar luas di antara orang Kristen: “Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” Sepertinya ini adalah slogan orang Kristen pada saat itu, yang seringkali dihafalkan di antara mereka.
Mati dengan Kristus artinya kita menyadari bahwa kematian Kristus adalah untuk menggantikan kita. Ketika kita percaya kepada Kristus, maka kita mematikan dosa. Orang yang kudus akan hidup bersama-sama dengan Yesus Kristus di surga. Bertekun adalah sesuatu yang dilakukan atau dikerjakan secara terus menerus. Di dalam ketekunan, ada hadiah, yaitu ikut memerintah bersama dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, maka Dia pun akan menyangkal kita. Ini adalah peringatan bagi kita semua bahwa bisa saja orang yang sudah percaya kepada Yesus pada akhirnya menyangkal-Nya. Kita tidak akan diselamatkan jika kita menyangkal Dia, karena Dia pun akan menyangkal kita. Apapun yang terjadi, Tuhan tetap setia, bukan setia kepada kita, tetapi setia kepada hakikat-Nya. Dia tidak dapat menyangkal Diri-Nya.
Views: 25