Penganiayaan dan Pemurnian (Jelajah PB 825)

2 Tesalonika 1:3-5

Penganiayaan yang semakin buruk, yang terjadi di Tesalonika, tidak membuat mereka lemah. Paulus khawatir, dengan penganiayaan tersebut, ada jemaat Tesalonika yang menjadi lemah atau bahkan keluar dari iman kepada Yesus Kristus. Paulus menguatkan mereka dengan cara mengucap syukur karena mendengar jemaat di Tesalonika tabah dan kuat menghadapi penganiayaan tersebut. Bahkan kasih yang terjadi di jemaat Tesalonika semakin menguat. Memang ketika di dalam suatu jemaat terjadi penganiayaan, maka kasih persaudaraan mereka meningkat. Mereka merasa senasib dan memang tidak ada milik yang perlu dipertahankan. Semua orang yang teraniaya berada pada posisi yang sama. Penganiayaan bisa memurnikan kekristenan dan meningkatkan kasih persaudaraan.

Tetapi Iblis juga bisa menggunakan cara lain untuk membuat umat Kristen menjadi lemah tanpa sadar. Hal itu seringkali terjadi pada saat ini, yaitu Iblis memakai berkat dengan menggunakan nama Yesus. Iman kekristenan sering dikacaukan dengan hal ini. Iman Kristen dibuat seperti garam yang tidak memiliki rasa asin lagi.

Karena kekuatan iman yang dimiliki oleh jemaat di Tesalonika, maka Paulus bisa bermegah tentang jemaat Tesalonika kepada jemaat-jemaat lain. Jemaat di Tesalonika dianiaya sedemikian rupa, tetapi mereka tetap tabah. Paulus menceritakan ketabahan jemaat Tesalonika kepada jemaat-jemaat yang lain. Jemaat Tesalonika menjadi kesaksian yang baik bagi jemaat-jemaat yang lain. Paulus berkata bahwa penganiayaan yang menimpa mereka harus disikapi dengan ucapan syukur. Ketika orang Kristen mengalami penganiayaan, maka itu adalah bukti bahwa orang Kristen tersebut dilayakkan menjadi warga kerajaan Allah. Jika Tuhan mengizinkan kita dianiaya demi kerajaan Allah dan kerajaan Surga, berarti kita betul-betul sudah diterima sebagai warga kerajaan Allah. Dunia sering memusuhi kita karena kita memang bukan warga dunia ini. Kita di dunia ini hanya sementara saja.

Ketika orang Kristen diizinkan menderita karena Kristus, maka ia harus tahu bahwa dia bukan milik dunia ini. Dia hanya hidup sementara di dunia ini. Hal itu seharusnya mengingatkan kita untuk memastikan bahwa kita adalah warga kerajaan Allah. Sebenarnya Tuhan juga bisa melindungi kita supaya kita tidak mengalami penganiayaan. Tetapi kita juga sudah sering diberitahu bahwa dunia ini sudah dikuasai oleh roh-roh jahat. Jangankan kita, Tuhan Yesus saja mengalami penganiayaan sampai mati. Tuhan Yesus pernah berkata kepada para murid bahwa jikalau mereka memperlakukan kayu hidup sedemikian rupa, apalagi terhadap kayu mati (Lukas 23:31). Ketika kita menyampaikan firman Tuhan yang sesuai dengan Alkitab, Iblis akan marah dan dia akan melancarkan serangan dan penganiayaan.

Kebenaran hanya bisa dicapai ketika kita menguji segala sesuatu berdasarkan Alkitab dengan menggunakan akal budi, bukan menggunakan kekerasan atau penganiayaan. Orang yang terserang dengan kebenaran, akan cenderung melakukan kekerasan dan penganiayaan. Kekerasan membuktikan bahwa orang yang melakukannya itu salah. Tuhan Yesus pernah berkata kepada orang Yahudi yang menyombongkan diri bahwa mereka adalah keturunan Abraham. Tuhan Yesus berkata bahwa bapa orang Yahudi bukan Abraham tetapi Iblis. Tingkah laku orang-orang Yahudi lebih mirip Iblis daripada Abraham. Orang-orang Yahudi seringkali menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendak dan pengajaran mereka. Mereka tidak bisa mengalahkan debat atau argumentasi dengan Tuhan Yesus, akhirnya mereka menggunakan kekerasan.

Views: 27

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top