2 Tesalonika 2:8-10
Manusia durhaka itu akan dibunuh dengan nafas mulut Yesus Kristus. Manusia durhaka itu akan dimusnahkan ketika Yesus datang kembali, setelah masa tujuh tahun kesusahan besar. Kedatangan manusia durhaka itu adalah pekerjaan Iblis. Iblis merasuki manusia, sehingga manusia tersebut menjadi durhaka. Kita harus sadar bahwa kondisi Iblis tidak seperti yang digambarkan di film-film (yang didasarkan pada filsafat Yunani), yang mengerikan. Di dalam Alkitab dijelaskan bahwa Iblis pun bisa menyerupai sebagai malaikat terang. Memang Iblis itu adalah malaikat yang memberontak. Dia cantik dan manis, dia bisa mengelabuhi manusia dengan kemolekan dan terangnya.
Kita jangan mudah terkecoh karena Iblis bisa menggunakan tanda-tanda, perbuatan-perbuatan ajaib dan mujizat palsu. Iblis tidak segan-segan untuk menggunakan nama Yesus demi menyatakan perbuatan-perbuatan ajaib tersebut. Kita harus sangat waspada karena hal ini telah dikatakan berulang ulang di dalam Alkitab, baik oleh para rasul maupun oleh Yesus sendiri. Meskipun demikian, masih banyak orang Kristen yang tertarik dengan tanda-tanda ajaib itu. Sebelum si pendurhaka itu datang, dia kirim kaki tangannya untuk melakukan hal-hal yang ajaib, yang bisa membuat orang-orang Kristen mengaguminya. Bahkan mereka percaya bahwa itu semua adalah dari Yesus. Dia tidak akan mungkin menggunakan namanya sendiri, karena pasti tidak akan laku di kalangan Kristen. Supaya dia bisa menyesatkan orang Kristen, maka ia menggunakan nama Yesus. Sama seperti penyesat yang ada di Tesalonika, mereka menulis surat dengan menggunakan nama Paulus.
Iblis sengaja ingin membuat manusia untuk mencondongkan hatinya pada hal-hal yang ajaib. Sampai nanti puncaknya, barulah Lucifer yang merasuki manusia durhaka yang muncul. Manusia yang mencondongkan hatinya pada hal-hal ajaib akan mudah untuk disesatkan. Mereka akan mudah tertipu oleh hal-hal seperti ini. Mereka akan menjadi orang binasa karena tidak mau menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Mungkin kita tahu dengan perdukunan. Tetapi kita juga perlu waspada karena ada juga perdukunan rohani, perdukunan yang dikemas dengan ritual kekristenan.
Di dalam Matius 24:4-5, dikatakan demikia: Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” Kata “akulah mesias” sama artinya dengan “akulah orang yang diurapi.” Jadi, jika kita mendengar ada orang-orang yang “diurapi”, maka berhati-hatilah, bisa jadi dia adalah mesias palsu. Kita juga tidak perlu mendoakan orang supaya diurapi, karena tanpa sadar kita sedang mendoakan dia untuk menjadi “mesias palsu.”
Istilah ini sangat sederhana, tetapi maknanya cukup mendalam. Ketika kita belajar Alkitab dan kita mengerti makna-makna tertentu, kita bisa perhatikan itu dengan sebaik-baiknya. Hal-hal yang selama ini kita ketahui sederhana, justru mungkin itu menjadi kata kunci yang patut kita perhatikan dan waspadai. Sebagai orang Kristen kita tidak perlu diurapi berkali-kali. Urapan pada kita terjadi pada saat kita bertobat dan percaya kepada Yesus, sebagai bentuk materai bahwa kita adalah milik Kristus dan Roh Kudus masuk ke dalam hati kita sebagai jaminan keselamatan kita (bdg. 2 Kor 1:21-22).
Views: 16