2 Tesalonika 2:1-3
Di pasal ini Paulus kembali berbicara mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Ada surat yang diatasnamakan dari Paulus yang dikirim ke jemaat di Tesalonika. Surat itu menyatakan bahwa seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Ternyata Iblis bekerja dengan berbagai macam cara, baik melalui penganiayaan maupun melalui tulisan atau pengajaran. Mungkin karena penganiayaan di Tesalonika tidak bisa membuat jemaat di sana lemah iman, sehingga digunakanlah cara lain supaya mereka undur dari iman kepada Yesus Kristus. Iblis menghalalkan segala cara, supaya Injil yang diberitakan menjadi tidak murni lagi. Tetapi anak Tuhan seharusnya menggunakan cara yang benar dan baik.
Sebagai orang Kristen, kita tidak boleh menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan. Kita harus belajar untuk konsisten. Jika motivasi kita benar, maka caranya harus benar dan sesuai dengan motivasi. Itulah yang Tuhan inginkan bagi kita, dalam hal apapun, terutama dalam hal pemberitaan Injil Yesus Kristus. Saat ini kita disuguhi dengan berbagai macam informasi di internet, yang seringkali tidak pasti kebenarannya. Karena terlalu bebas di internet, orang bisa menggunakan nama samaran. Bahkan ada orang-orang yang memberitakan sesuatu yang tidak benar dengan mengatasnamakan orang lain. Ada yang menipu orang juga mengatasnamakan orang lain, dengan menggunakan foto orang lain. Mau tidak mau, kita harus berhati-hati dengan berbagai macam informasi yang tersedia di internet. Sebagai orang percaya, kita seharusnya menggunakan internet dengan positif. Kita seharusnya menyebarkan berita yang benar dan tidak menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Ada banyak hal-hal yang negatif dan jahat yang disampaikan di internet. Kita harus mengimbanginya dengan memberikan hal-hal yang baik dan positif, yang kita bagikan di internet, terutama di media sosial.
Di Tesalonika, musuh-musuh kebenaran menggunakan cara yang cukup licik. Mereka menggunakan surat palsu, seolah-olah ditulis oleh Paulus. Surat itu membuat kekacauan di dalam jemaat Tesalonika. Surat itu membuat jemaat bingung dan gelisah. Karena itulah Paulus berkata kepada jemaat di Tesalonika supaya tidak bingung dan gelisah dengan surat tersebut. Selain karena surat itu, juga ada ilham roh yang membuat mereka bingung. Memang pada waktu itu, pewahyuan belum berakhir sehingga masih ada banyak ilham roh. Tetapi untuk memastikan kebenaran dari ilham tersebut, perlu konfirmasi dari para rasul karena rasul-lah yang memiliki kewenangan terhadap pewahyuan atau ilham yang benar, yang berasal dari Tuhan.
Paulus memberi peringatan kepada jemaat di Tesalonika supaya mereka jangan sampai memberi diri untuk disesatkan dengan berbagai macam cara. Memberi diri disesatkan artinya tidak hidup waspada. Terutama jika kita mengagumi seseorang karena berbagai macam alasan, hal itu juga bisa mengarahkan untuk memberi diri disesatkan. Kharisma seseorang yang dipakai untuk hal-hal yang memiliki motivasi tidak murni, akan membuat orang lain ikut dalam kesesatannya. Supaya kita tidak disesatkan, maka kita harus berhati-hati dan waspada, menguji segala sesuatu, sehingga kita tidak asal percaya. Iman kita seharusnya tidak tergantung dari orang lain, tetapi tergantung dari diri kita yang mau untuk mempelajari firman Tuhan dengan baik. Orang lain hanya membantu. Orang lain bisa salah menyampaikan sesuatu. Kita tidak bisa menerimanya mentah-mentah. Demikian juga dengan renungan ini, jangan hanya diterima dengan mengatakan amin. Kita harus pelajari kembali. Kita harus membaca dasar Alkitab yang tertulis. Renungan ini bukan hanya untuk diaminkan, tetapi juga untuk diuji. Dari hasil uji itu, maka kita seharusnya mendapatkan berkat rohani. Ini adalah salah satu cara untuk kita waspada supaya tidak mudah untuk memberi diri disesatkan.
Views: 15