Kanonisasi (Jelajah PB 810)

1 Tesalonika 2:13

Apa yang disampaikan oleh rasul Paulus adalah firman dari Tuhan. Saat ini kita membaca surat para rasul sebagai firman Tuhan. Pengajaran dan tulisan rasul adalah firman Tuhan. Tuhan berbicara melalui para rasul. Yang disampaikan secara lisan, tidak bisa kita ketahui pada hari ini. Tetapi yang disampaikan secara tertulis, kita masih bisa membaca dan mempelajarinya sampai hari ini. Seharusnya kita meyakini bahwa semua itu adalah firman Tuhan. Hari ini kita menerima dua puluh tujuh kitab dalam Perjanjian Baru karena kita itu ditulis oleh rasul, atau ditulis oleh bukan rasul tetapi atas inspirasi dari rasul, atau beredar pada zaman rasul masih hidup dan para rasul tidak melarangnya. Tulisan-tulisan tersebut yang kita terima sebagai firman Tuhan.

Dua puluh tujuh kitab di dalam Perjanjian Baru didasarkan pada tulisan dan persetujuan para rasul. Itu juga yang membuat kita tidak menerima kitab-kitab atau surat yang muncul kemudian, setelah para rasul tidak ada lagi. Rasul yang terakhir hidup adalah Yohanes yang dibuang di pulau Patmos dan menuliskan kitab Wahyu. Setelah Yohanes meninggal, tidak ada rasul lagi. Semua tulisan dan kitab yang muncul setelah tidak ada rasul, tidak bisa diterima sebagai firman Tuhan. Dengan kata lain, sejak tidak ada rasul di dunia ini, maka Tuhan tidak berfirman lagi. Karena itu, hari ini kita tidak perlu percaya jika ada yang berkata bahwa orang tersebut bertemu dengan Yesus dan menerima wahyu yang baru. Yang seperti itu pasti sesat dan bukan dari Tuhan, meskipun mereka selalu menggunakan nama Tuhan.

Hari ini tidak mungkin ada orang yang bisa bertemu dengan Yesus, apalagi tidak ada seorang pun yang tahu wajah Yesus seperti apa. Banyak orang terkecoh bahwa wajah Yesus seperti yang terlukis di kalender. Itu semua tidak benar. Di dalam Yesaya 53 dikatakan bahwa Dia tidak tampan dan bahkan semaraknya pun tidak ada. Kita juga tidak bisa segera menyimpulkan bahwa yang terang itu pasti dari Yesus, karena Lucifer juga terang. Kata Lucifer berasal dari bahasa Latin, dengan bahasa Ibrani hilel yang artinya memancarkan terang. Kita perlu berhati-hati dengan semuanya itu, karena seringkali itulah yang menyesatkan banyak orang. Orang bisa bersaksi tentang hal tersebut dengan semangat, tetapi sebenarnya bukan dari Tuhan. Kesaksiannya sangat meyakinkan, tetapi justru menyesatkan.

Setelah tidak ada rasul di dunia ini, maka Tuhan tidak menurunkan wahyu lagi. Tidak ada lagi aktivitas pewahyuan. Tidak ada lagi orang yang bernubuat dan berbahasa lidah yang berasal dari Tuhan. Nubuat dan bahasa lidah itu dipakai di dalam proses pewahyuan. Bahasa lidah berfungsi jika bisa diterjemahkan. Dan jika hari ini ada orang yang percaya masih ada bahasa lidah (atau bahasa roh), maka mereka sebenarnya sedang percaya bahwa firman Tuhan bukan hanya berasal dari Alkitab, tetapi juga berasal dari sumber lain.

Untuk menentang semuanya itu, maka kita harus yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya firman Tuhan yang sudah sempurna. Jika kita memiliki keyakinan itu, maka kita tidak perlu percaya lagi adanya nubuatan atau bahasa lidah. Di luar Alkitab (Kejadian sampai Wahyu), tidak ada firman Tuhan. Hal ini perlu dipahami dengan baik karena ini adalah hal yang paling dasar atau pondasi dari iman kekristenan. Karena itu, hari ini kita perlu mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, dengan menggunakan akal budi yang sehat, sehingga kita bisa melihat dan memahami berbagai macam rahasia firman Tuhan, yang patut kita percayai dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Views: 28

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top