Bayangan Ibadah Hakikat (Jelajah PB 795)

Kolose 2:16-17

Di ayat sebelumnya dijelaskan bahwa Tuhan telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Banyak orang melihatnya terbalik, karena bagi mereka yang dipertontonkan adalah Tuhan Yesus. Sebenarnya yang menjadi tontonan adalah manusia-manusia berdosa. Sejak Tuhan Yesus tersalib di atas kayu salib, Iblis tahu bahwa ia sudah kalah total. Pada saat itu, dosa seisi dunia telah terpaku bersama dengan Yesus di atas kayu salib. Pemakuan Tuhan Yesus di atas kayu salib bukan sedang mempermalukan Tuhan Yesus, tetapi yang seharusnya malu adalah manusia berdosa. Karena kitalah, maka Ia tergantung di kayu salib itu. Karena dosa kitalah, maka Ia disalibkan. Keburukan dan dosa kita yang sedang dinyatakan di atas kayu salib.

Karena itu, jangan sampai orang lain menghukum kita mengenai makanan dan minuman, atau mengenai hari raya, bulan baru atau bahkan hari Sabat. Jika sudah mengerti akan kebenaran yang sudah disampaikan di atas, bahwa Yesus Kristus sudah memakukan surat hutang kita di atas kayu salib, maka semua ibadah simbolik Perjanjian Lama sudah selesai. Tuhan memang mendirikan dan memerintahkan ibadah simbolik, supaya orang-orang di Perjanjian Lama selalu ingat akan janji Tuhan untuk memberikan Juruselamat kepada manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Ibadah simbolik itu dibuat lebih lengkap lagi ketika Musa berada di gunung Sinai, ketika keimamatan ayah digantikan dengan keimamatan Harun.

Banyak simbol yang dipakai pada saat bangsa Israel diperintahkan untuk menjalankan ibadah simbolik ini. Beberapa binatang tertentu dianggap kotor dan dijadikan sebagai simbol kenajisan. Demikian juga dengan penyakit kusta, yang pada waktu itu belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya, dijadikan sebagai simbol kutuk. Darah digunakan untuk menyimbolkan kehidupan. Ibadah simbolik ini selesai pada waktu Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah. Pada saat itu, yang dijanjikan itu tiba. Ketika yang dijanjikan tiba, maka ibadah simbolik sudah selesai tugasnya. Di dalam Lukas 16:16 dengan jelas dikatakan, “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.” Di dalam Matius 11:13 juga dikatakan, “Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes.”

Saat ini kita masuk ke dalam ibadah hakikat, menyembah dengan hati, bukan dengan badan lagi. Kita tidak terikat lagi pada sikap tubuh, pada waktu dan pada tempat. Semua makanan yang masuk ke tubuh kita, tidak ada satupun yang menajiskan. Demikian juga minuman. Mungkin bisa membuat kita tidak sehat, tetapi tidak akan bisa membuat kita najis. Orang percaya juga tidak boleh terikat dengan hari raya. Semua hari sama baiknya di mata Tuhan. Tidak ada hari baik atau hari buruk. Kita bisa melakukan apa saja di waktu kapan saja, sesuai dengan kebutuhan kita, bukan karena dibatasi oleh hari-hari tertentu. Tugas hari Sabat juga sudah selesai, karena itu satu paket dengan ibadah simbolik dan hukum Taurat.

Semuanya itu hanya bayangan dari yang harus datang, yaitu Yesus Kristus. Ketika Yesus Kristus datang, maka selesailah semua tugas ibadah simbolik dan hukum Taurat. Di dalam Ibrani 10:1, dikatakan “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.”

Views: 1

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top