Hati-Hati Dengan Penyesat (Jelajah PB 779)

Filipi 3:1-3

Menulis dan mengajar, bagi Paulus bukanlah pekerjaan yang berat. Pengajaran akan memberikan kepastian bagi jemaat, sehingga mereka tidak dipenuhi dengan keragu-raguan, terutama tentang iman. Di pasal 2 bagian akhir, Paulus menasihati jemaat Filipi supaya menghormati orang-orang yang bekerja keras untuk memberitakan Injil dan mengajarkan firman Tuhan. Paulus menginginkan mereka berhati-hati dengan para penyesat atau pekerja-pekerja jahat. Bahkan Paulus menyerupakan para penyesat itu dengan binatang anjing. Mereka adalah pemberita Injil palsu yang mengajarkan kesalahan yang besar. Mereka membuat orang masuk ke neraka, karena mengajarkan hal yang sesat.

Karena itulah, kita jangan sampai salah paham dengan perkataan Paulus di pasal 1 yang mengatakan bahwa dia bersukacita walaupun ada orang yang memberitakan Injil Kristus dengan motivasi yang tidak benar. Jika ada orang yang iri atau dengki, tetapi memberitakan Injil yang benar, itu tidak bermasalah bagi Paulus. Mungkin pada saat itu mereka berkata, “Paulus mengajak orang-orang untuk tidak menyembah kepada kaisar, hanya menyembah kepada Yesus saja.” Dalam hal ini yang disampaikan itu benar, hanya saja motivasinya karena ingin menjebak Paulus. Inilah yang disampaikan oleh Paulus di pasal 1. Tapi yang di pasal 3 ini, motivasinya benar tetapi Injilnya salah. Mereka sepertinya sepenuh hati ingin memberitakan Injil, tetapi Injil yang disampaikan tidak sesuai dengan Injil Yesus Kristus. Contoh, “Jika kita mau masuk Surga, maka kita harus bukan hanya bertobat dan percaya Yesus, tetapi juga harus dibaptis.” Pernyataan ini sepertinya benar, tetapi mengandung kesalahan teologis, karena syarat masuk Surga adalah bertobat dan percaya Yesus, bukan baptisan.

Motivasi benar tetapi isi Injilnya salah, sangat berpotensi untuk menyesatkan orang lain. Kita tidak bisa membiarkan hal seperti ini. Kita seharusnya berani mengatakan bahwa itu adalah salah. Kita patut menguji semua pengajaran dan memilih pengajaran yang lebih Alkitabiah. Pengajaran kita harus sesuai dengan Alkitab dan bisa dipertanggungjawabkan secara akal budi, karena dasar kita Alkitab dan cara mengujinya menggunakan akal budi.

Ketika kita mau memberitakan Injil, maka kita perlu mempersiapkan diri dengan baik, bukan asal bicara tanpa dasar. Terhadap sesuatu yang salah, seharusnya kita siap untuk menegurnya. Jika tidak demikian, maka kesalahan itu akan berulang dan akhirnya dianggap sebagai kebenaran. Pada waktu itu orang-orang Kristen Yahudi masih mengajarkan sunat sebagai pelengkap dari kepercayaan terhadap Yesus Kristus. Pengaruh orang Kristen Yahudi ini cukup kuat di kalangan jemaat mula-mula. Tetapi Paulus memberi penekanan kepada jemaat, bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak menaruh kepercayaan terhadap hal-hal lahiriah, termasuk sunat.

Sunat adalah tanda perjanjian antara Tuhan dengan Abraham. Keturunan Abraham diharuskan untuk bersunat, supaya mereka masuk dalam perjanjian Abraham. Keturunan Abraham akan menjadi sebuah bangsa yang ditugaskan secara khusus untuk menjaga ibadah simbolik Perjanjian Lama. Ibadah simbolik adalah ibadah lahiriah yang dilakukan oleh bangsa Israel, untuk menantikan kedatangan Sang Mesias, Juruselamat umat manusia. Ibadah lahiriah adalah ibadah yang dikerjakan dengan badan atau tubuh, sehingga perlu ada ritual-ritual seperti: berlutut, berdiri, menghadap ke arah tertentu, pembasuhan kaki, korban bakaran, puasa, dll.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top