Galatia 3:6-12
Ketika seseorang percaya kepada Mesias atau Juruselamat, hal itu sama artinya bahwa kita sedang mengakui bahwa kita berdosa dan perlu Juruselamat. Ketika Juruselamat datang, maka itu adalah kabar gembira bagi kita semua, karena ada orang yang mau menjadi pengganti kita untuk dihukumkan atas dosa yang telah kita perbuat. Ketika Juruselamat itu dihukum mati, maka kita dihitung sebagai orang yang telah selesai hukumannya. Pada saat itulah, kita menjadi orang yang dibenarkan atau disebut juga sebagai orang kudus. Itulah penjelasan ketika Abraham percaya kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran. Mereka yang hidup dari iman, merekalah yang layak disebut sebagai anak-anak Abraham. Seharusnya kita mencontoh Abraham untuk percaya kepada Sang Juruselamat.
Tuhan juga telah berkata kepada Abraham yang sudah percaya kepada-Nya, bahwa dari Abraham maka semua bangsa akan mendapatkan berkat. Berkat yang dimaksud di sini bukanlah berkat jasmaniah, tetapi berkat rohani yaitu keselamatan kekal. Keselamatan ini terjadi karena iman atau percaya kepada Tuhan. Pertama-tama keselamatan atau berita Injil itu disampaikan kepada Abraham. Abraham kemudian memberikan teladan kepada semua keturunannya dan kepada bangsa-bangsa lain, supaya mereka mengikuti iman yang dimiliki oleh Abraham. Abraham menjadi jalur bagi kelahiran Sang Mesias. Karena itu Yesus Kristus dalam silsilahnya disebut sebagai keturunan Daud, keturunan Abraham.
Mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberikati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. Kita diberkati oleh keturunan Abraham, yaitu Yesus Kristus. Ketika kita percaya, maka saat ini kita berada di dalamnya, bukan karena melakukan hukum Taurat. Semua orang yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, mereka berada di bawah kutuk. Artinya, mereka yang berusaha untuk melakukan hukum Taurat dengan mengandalkan dirinya sendiri, atau masuk Surga melalui melakukan hukum Taurat, mereka berada di bawah kutuk. Dalam hal ini, Paulus juga mengutip Ulangan 27:26 yang menyatakan, “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.”
Di dunia ini, tidak ada orang yang sanggup untuk melakukan hukum Taurat dengan sempurna. Tidak mungkin ada orang yang tidak pernah bohong. Karena itulah, maka kita menjadi orang yang terkutuk karena telah melanggar hukum Taurat. Kalau kita mau masuk Surga melalui hukum Taurat, maka jelas tidak mungkin. Tidak ada orang yang bisa lolos, jika standarnya adalah melakukan hukum Taurat. Memang tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Tuhan karena melakukan hukum Taurat. Hal ini dipertegas oleh rasul Paulus. Bahkan Paulus menyatakan bahwa orang benar akan hidup oleh iman (bdg. Habakuk 2:4).
Ketika hukum Taurat diturunkan, Tuhan sudah tahu bahwa tidak akan ada orang yang sanggup untuk melaksanakannya. Hukum Taurat diturunkan hanya sebagai penuntun, supaya kita tahu dan sadar bahwa sebenarnya kita ini adalah orang berdosa, orang yang tidak layak di hadapan Tuhan. Supaya kita mengerti bahwa kita memerlukan anugerah keselamatan dari Tuhan dan perlu Juruselamat. Dasar hukum Taurat itu bukan iman. Konsep dasar dari hukum Taurat adalah kalau melakukan dengan sempurna maka akan hidup, jika melanggar maka akan mati. Ternyata kita tidak sanggup melakukannya, maka kita mati olehnya.
Views: 1