Dikurung Dalam Hukum Taurat (Jelajah PB 725)

Galatia 3:20-29

Hukum Taurat tidak bertentangan dengan janji-janji Tuhan. Jika hukum Taurat bisa menghidupkan, maka kebenaran memang berasal dari hukum Taurat. Hukum Taurat diberikan supaya manusia tahu bahwa dirinya berdosa, sadar bahwa manusia tidak memiliki kesempurnaan dan kebenarannya sendiri. Dengan demikian, diharapkan manusia mau untuk menerima dan percaya kepada janji. Mereka yang percaya kepada Yesus Kristus, yang adalah Juruselamat yang dijanjikan itu, maka mereka akan dibenarkan.

Alkitab sering menyatakan bahwa manusia itu berdosa. Pemberitaan Injil yang seimbang seharusnya menyatakan bahwa manusia itu berdosa, kemudian memberitakan anugerah keselamatan dari Yesus Kristus. Memang banyak orang tidak suka dengan pengajaran yang menyinggung tentang dosa. Orang-orang yang telah melakukan pelanggaran akan marah dan merasa bahwa mereka dipermalukan. Kebanyakan orang akan lebih suka jika pengajaran yang disampaikan adalah soal berkat. Roma 3:23 dikatakan dengan jelas, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Tidak ada orang benar. Hanya orang berdosa yang memerlukan Juruselamat. Kesadaran ini penting, sehingga hukum Taurat perlu disampaikan, sehingga semakin jelas semua pelanggaran dan dosa yang telah dilakukan oleh manusia di dunia ini.

Sebelum Yesus Kristus datang, semua orang dikurung dalam pengawalan hukum Taurat. Kita dibimbing oleh hukum Taurat untuk menyadari bahwa diri kita orang berdosa. Hukum Taurat menjadi penuntun bagi manusia sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Saat ini iman itu atau Yesus Kristus itu telah datang, sehingga kita tidak lagi berada di bawah pengawasan atau tuntunan hukum Taurat. Kita yang telah percaya kepada Yesus disebut sebagai anak-anak Tuhan, yang beriman kepada Yesus Kristus. Orang-orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus, mereka hendaknya memberi diri untuk dibaptis di dalam Kristus. Baptisan bukan syarat untuk mendapatkan keselamatan. Baptisan adalah konsekuensi atau tanda bahwa orang tersebut telah percaya kepada Tuhan, sebagai kesaksian yang bisa membedakan antara orang-orang yang sudah percaya dengan yang belum.

Di dalam Kristus, dalam hal iman dan keselamatan, tidak ada perbedaan lagi. Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena semua orang yang sudah percaya di dalam Tuhan telah disatukan di dalam Yesus Kristus. Berita Injil seharusnya disampaikan kepada semua orang tanpa melihat latar belakang mereka. Setiap orang memiliki hak dan kesempatan untuk mendengarkan Injil Yesus Kristus. Jika kita telah menjadi milik Kristus, maka kita juga disebut sebagai keturunan Abraham dan berhak menerima janji Tuhan, yaitu janji keselamatan. Kita diselamatkan oleh iman, bukan karena perbuatan kita.

Sepertinya sikap membeda-bedakan terjadi di jemaat Galatia. Jemaat Galatia terdiri dari orang-orang yang berbeda latar belakang dan status sosial. Paulus ingin meyakinkan bahwa mereka adalah satu di dalam Tuhan dan sama-sama memperoleh keselamatan. Semua sama dan perlu untuk saling mendukung dalam pertumbuhan rohani. Jemaat di Galatia yang berasal dari keturunan orang Yahudi mulai sombong karena merasa memiliki hukum taurat dan merasa lebih unggul dari bangsa non-Yahudi, sehingga Paulus perlu membongkar dan menegur kesombongan dan tindakan membeda-bedakan tersebut. Perbedaan itu seharusnya membuat jemaat bisa saling melengkapi dan bersatu.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top