2 Korintus 6:13-18
Paulus menginginkan jemaat Korintus terbuka kepadanya. Paulus ingin memposisikan jemaat Korintus sebagai anak-anak rohaninya. Paulus dengan tegas berkata kepada mereka supaya jemaat Korintus yang mau menikah, mereka harus mencari pasangan yang seimbang, yaitu dengan sesama orang percaya (seiman). Dalam hal ini, firman Tuhan memberikan satu prinsip dalam hal pernikahan. Artinya, untuk memilih pasangan, itu adalah hak dari setiap orang. Kita bisa memilih siapa saja untuk menjadi pasangan kita, sesuai dengan pengenalan kita kepada dia. Tetapi kita juga perlu tahu bahwa ada prinsip-prinsip yang Tuhan berikan. Prinsip ini bukan untuk membatasi kebebasan kita untuk memilih pasangan, tetapi justru untuk menuntun kita supaya tidak salah dalam memilih pasangan hidup.
Inilah perbedaan tuntunan firman di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pada zaman Perjanjian Lama, Tuhan menuntun umat-Nya seperti menuntun anak kecil. Seperti Tuhan menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Tuhan memberi petunjuk secara langsung. Tuhan memberikan batasan-batasan yang jelas, sehingga bangsa Israel melangkah sesuai dengan petunjuk dari Tuhan secara langsung melalui Musa. Pada saat ini, setelah Alkitab selesai ditulis dan sudah lengkap, Tuhan menuntun kita seperti memberi nasihat kepada orang yang sudah dewasa. Orang dewasa hanya perlu diberi prinsip-prinsip penting, sedangkan yang lainya akan dilakukan berdasarkan pengertian dan sesuai dengan akal budi serta hati nuraninya sendiri.
Dalam mencari pasangan hidup atau hal-hal yang lain, Tuhan sebenarnya memberikan kebebasan yang sangat luas. Dalam hal pernikahan, prinsip yang diberikan oleh Tuhan hanya dua, yaitu pasangan yang sepadan dan seimbang. Selebihnya, kita bebas untuk memilih sesuai dengan pengertian yang sudah kita dapat, sesuai dengan akal budi dan hati nurani yang sudah terbangun di dalam firman. Tetapi seringkali, Iblis ingin terus mengekang kita, sehingga membatasi dan menakut-nakuti dalam banyak hal. Tanggal pernikahan, tidak perlu tanya Tuhan. Jam pindah rumah, tidak perlu tanya Tuhan. Apa yang kita pakai hari ini, tidak perlu tanya Tuhan. Tuhan memberi kebebasan kepada kita. Seandainya kita tanya Tuhan pun, Tuhan tidak akan menjawab. Sangat berbahaya jika yang menjawab adalah Iblis yang menyamar sebagai malaikat terang.
Di dalam Yesus Kristus, kita dimerdekakan. Di dalam Yohanes 8:31-32 dikatakan, “Jika kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jika kita mengetahui kebenaran firman Tuhan, maka kita akan menjadi orang merdeka. Karena kita merdeka, maka kita bisa pindah rumah kapan saja kita mau atau sempat.
Kebenaran tidak bisa bersatu dengan kedurhakaan. Terang tidak bisa bersatu dengan gelap. Bait Allah tidak bisa bersatu dengan bait berhala. Orang yang sudah diselamatkan tidak akan mungkin menikah dengan orang yang belum percaya, karena hal tersebut akan membebani hidupnya. Karena itu, lebih baik tidak menyusahkan diri sendiri. Kita adalah Bait Allah. Lebih baik kita tidak mempersekutukan diri dengan orang yang tidak percaya di dalam pernikahan. Hal itu akan menimbulkan masalah seumur hidup. Lebih baik kita memfokuskan diri pada hal-hal yang baik dan tidak melanggar prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.
Views: 7