1 Korintus 9:14-23
Tuhan sudah mengatur segala sesuatunya, termasuk hak hidup dari para pelayan Tuhan dan gembala jemaat. Sama seperti Tuhan telah mengatur suku Lewi menerima persepuluhan dari sebelas suku Israel yang lain. Jika Injil diberitakan dan jemaat diajar untuk mengasihi Tuhan dengan cara memberikan persepuluhan, maka hamba Tuhan atau gembala jemaat akan mendapatkan berkat dari Tuhan melalui persembahan atau persepuluhan tersebut. Orang Kristen yang mengasihi Tuhan akan memberikan persembahan dengan tulus kepada Tuhan melalui gereja. Hamba Tuhan atau gembala jemaat mendapatkan berkat dari Tuhan melalui gereja.
Paulus menulis semuanya ini bukan untuk dirinya sendiri. Paulus berketetapan hati untuk tidak mempergunakan satu pun dari hak-hak tersebut, yang seharusnya memang menjadi hak Paulus. Dalam tulisan ini, Paulus sedang mengajar jemaat di Korintus yang selama ini tidak memperhatikan kehidupan dan kehidupan gembala jemaatnya. Mereka dalam kondisi sedang tidak mengasihi Tuhan dan hamba Tuhan. Paulus lebih memilih untuk mati daripada difitnah dengan hal-hal yang sebenarnya tidak dia lakukan. Paulus sedang menjelaskan bahwa dirinya melayani Tuhan dengan sangat tulus. Bahkan dia sudah bekerja dengan tangannya sendiri untuk menunjang pelayanan dan penginjilan yang dia lakukan. Dia tidak mau membebankan semua biaya pelayanannya kepada jemaat di Korintus.
Bagi Paulus, pemberitaan Injil adalah sebuah pelayanan yang sudah dibebankan kepadanya. Itu sudah menjadi keharusan, menjadi tugas dan kewajibannya setelah dia bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Paulus sampai berkata bahwa celaka bagi dia jika dia tidak memberitakan Injil. Seluruh tenaga dan pikirannya memang benar-benar dipusatkan untuk memberitakan Injil. Kita tidak bisa membayangkan ada seseorang yang mengutuki dirinya demi memberitakan Injil. Itulah Paulus. Paulus tahu bahwa pemberitaan Injil yang dilakukan itu bukan untuk menuruti keinginannya sendiri, tetapi untuk menuruti tugas dan tanggungjawab yang diberikan oleh Tuhan.
Bagi Paulus, pemberitaan Injil adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadanya. Ini sama seperti seorang anak yang ditugaskan oleh orang tuanya untuk menyapu atau membersihkan rumah setiap hari. Ini adalah kewajiban yang harus dilakukan. Anak tersebut bahkan tidak akan mendapatkan upah apa-apa, karena itu memang tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Tidak ada konsekuensi bagi seorang ayah atau ibu untuk memberikan upah kepada anaknya yang sedang membantu orang tuanya. Itu akan berjalan begitu saja, tanpa anak tersebut harus mengharapkan imbalan.
Demi untuk bisa memberitakan Injil dan menyelamatkan banyak orang, maka Paulus rela untuk menjadi hamba dari semua orang. Status Paulus bukan budak. Dia adalah orang bebas, tetapi mau dan siap untuk menjadikan dirinya sebagai hamba atau budak. Segala sesuatu dilakukan oleh Paulus demi menyelamatkan orang lain. Tentu saja yang dilakukan oleh Paulus ini dalam hal yang positif, bukan hal yang negatif. Paulus mencoba untuk mengikuti orang-orang sesuai dengan kebiasaan dan cara berpikir mereka, supaya ada kesempatan untuk berbicara dengan orang tersebut serta memberitakan Injil. Tentu Paulus tidak akan menjadi seorang penipu atau penjahat demi bisa masuk dalam komunitas penipu atau penjahat untuk memberitakan Injil. Semua yang ia jelaskan adalah hal-hal dari sisi positif, bukan dari sisi negatif.
Views: 31