1 Korintus 1:1-8
Penulis surat 1 Korintus ini adalah rasul Paulus. Surat ini ditulis dari kota Efesus (16:8-9). Surat ini ditulis pada saat rasul Paulus sedang melaksanakan perjalanan misi yang ketiga, pada saat sampai di Efesus (Kis 19), diperkirakan pada musim semi tahun 55-56 Masehi. Pada waktu itu Paulus juga mengajar di Efesus, di ruang kuliah Tiranus. Paulus berada di Efesus pada waktu itu kurang lebih tiga tahun. Tema inti dari surat Korintus ini adalah penekanan pada persatuan dalam jemaat.
Dari ayat 1, Paulus menekankan bahwa dia adalah rasul yang dipanggil oleh Yesus Kristus. Paulus tidak dipanggil berdasarkan keinginan dirinya untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Disebut juga nama Sostenes. Kemungkinan Sostenes ini yang membantu pelayanan Paulus di Efesus. Paulus juga menunjukkan hal yang indah, bahwa setiap orang percaya yang berada di Korintus adalah orang kudus. Menjadi orang kudus, karena kita dikuduskan oleh iman percaya kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Orang-orang kudus ini bukan hanya di Korintus, tetapi juga di segala tempat, yaitu semua orang yang percaya dan berseru kepada nama Tuhan Yesus Kristus yang adalah Tuhan mereka dan Tuhan kita semua.
Tuhan Yesus sebenarnya Tuhan bagi semua orang, tetapi tidak semua orang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Barangsiapa menerima Yesus sebagai Tuhan, maka dialah yang mendapatkan keselamatan. Surat ini dimulai dengan salam dan penegasan serta pernyataan yang indah tentang dasar iman kekristenan. Posisi Paulus jelas, yaitu sebagai rasul yang dipanggil oleh Yesus Kristus untuk memberitakan Injil, terutama kepada bangsa-bangsa selain Yahudi.
Atas keselamatan setiap orang, kita seharusnya mengucap syukur kepada Tuhan. Kita juga patut mengucap syukur semakin banyak jemaat berdiri dan semakin luas pekabaran Injil ke seluruh daerah. Kita juga patut mengucap syukur ketika mendengar banyak jemaat yang terus bersemangat di dalam pelayanan dan pemberitaan Injil. Itulah sikap baik dari orang Kristen yang mengasihi Tuhan. Di dalam Yesus Kristus kita telah menjadi kaya dalam segala hal, yaitu dalam segala perkataan dan pengetahuan yang sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kita. Di mata Tuhan, lebih penting jika jemaat memiliki kekayaan rohani. Kekayaan rohani bisa berupa pemahaman akan kebenaran firman Tuhan. Kekayaan rohani ini tidak akan layu dan punah, kekal untuk selama-lamanya. Pengetahuan tidak bisa diambil lagi dan tidak mudah hilang. Pengetahuan akan didapat oleh seseorang dan akan terus berkembang dan bertambah. Jemaat di Korintus penuh dengan karunia-karunia yang diberikan oleh Tuhan. Mereka tidak kekurangan satu karunia pun.
Di dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, jemaat diperlengkapi dengan berbagai macam karunia dalam pelayanan. Satu anggota jemaat dengan jemaat yang lain saling melengkapi dengan karunia masing-masing, sehingga jemaat tersebut semakin kuat dalam pelayanan dan pemberitaan Injil. Jemaat juga semakin teguh dalam menghadapi segala macam tantangan. Jemaat juga semakin tekun dalam menantikan pernyataan Tuhan, di dalam menantikan kegenapan janji Tuhan, yaitu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali untuk menjemput jemaat-Nya. Dikatakan bahwa jemaat di Korintus tidak memiliki kekurangan dalam satu karunia pun. Mereka diperlengkapi oleh Tuhan dan Tuhan akan meneguhkannya sampai kesudahan. Keinginan Tuhan yaitu supaya kita tidak bercacat sampai pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
Views: 10