1 Korintus 4:10-14
Para rasul seringkali dicap sebagai orang bodoh, karena mereka memberitakan Yesus Kristus. Mereka rela dianggap seperti itu, yang penting jemaat-jemaat disebut arif di dalam Kristus. Ini sebenarnya bukan bahasa pujian, tetapi rasul Paulus sedang menyindir jemaat di Korintus. Paulus terus membuat kontras antara dirinya dengan jemaat di Korintus. Paulus menyebut dirinya lemah dan hina, tetapi menyebut jemaat Korintus itu kuat dan mulia. Mungkin Paulus mendengar kabar dari Kloe bahwa di jemaat Korintus terjadi saling memihak, bahkan saling menghina antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Sekalipun apa yang diceritakan oleh Paulus ini digunakan untuk menyindir jemaat di Korintus, tetapi cerita ini memperlihatkan kejadian serta peristiwa yang menimpa Paulus. Paulus juga menjelaskan mengenai perasaannya dan apa yang dialaminya. Paulus menceritakan secara detail bahwa dia mengalami rasa lapar dan haus, dia telanjang, biasa dipukul dan hidup mengembara. Paulus melakukan pekerjaan tangan yang berat. Meskipun demikian, Paulus selalu bertindak positif. Dia tetap memberkati orang lain, meskipun ia dicaci maki. Dia tetap sabar meskipun dia menderita aniaya. Dia tetap menjawab dengan ramah meskipun seringkali difitnah. Paulus juga menyamakan dirinya seperti sampah dunia, menyamakan diri dengan kotoran dari segala sesuatu.
Terjadi perubahan hidup serta perubahan karakter di dalam kehidupan Paulus. Sebelum Paulus bertobat, dia adalah orang yang galak dan garang. Dia tidak segan-segan untuk membunuh orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dia bersemangat dan menggebu-gebu untuk membinasakan serta menganiaya orang-orang Kristen. Tetapi pada akhirnya, karena pertobatannya maka kehidupan dan karakternya diubah oleh Yesus Kristus. Dia menjadi orang yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan karakternya sebelum bertobat. Dia menjadi orang yang sangat ramah, mengalah dan rela menderita. Ketika dia mengalami penganiayaan, dia tidak melawan atau membalas sama sekali. Hidupnya benar-benar diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Tuhan sanggup melepaskannya jika memang Tuhan mau melepaskan. Tetapi kalau Tuhan mengizinkan peristiwa yang tidak baik terjadi pada Paulus, maka Paulus hanya percaya bahwa ada kemuliaan yang dia terima di balik semua itu.
Tuhan seringkali mengizinkan Paulus mengalami penderitaan. Seperti itulah kehidupan orang-orang yang mau melayani Tuhan pada zaman itu, supaya mereka bisa menjadi contoh bagi kita saat ini. Jika saat ini kita mengalami penganiayaan dan penderitaan, kita tahu bahwa Yesus dan para rasul pun menderita. Seandainya para rasul pada waktu itu tidak mengalami penderitaan, maka orang-orang Kristen pada saat ini akan mudah bersungut-sungut ketika mengalami sedikit saja penderitaan. Tuhan menginginkan bahwa di balik semua penderitaan yang diizinkan oleh-Nya, ada kemuliaan yang dipancarkan.
Paulus menceritakan dan menuliskan semuanya ini bukan untuk mempermalukan jemaat yang ada di Korintus. Tujuan utama dari surat Paulus ini adalah untuk menegor mereka, yang sudah dianggap sebagai anak rohani yang sangat dikasihi oleh Paulus. Paulus menginginkan jemaat di Korintus bisa belajar untuk rendah hati dan tidak sombong. Jangan sampai mereka terjerumus untuk hidup dengan tinggi hati, sehingga mereka tidak bisa menjadi contoh atau teladan bagi jemaat-jemaat di kota lain yang lebih kecil.
Views: 2