1 Korintus 11:17-22
Di dalam jemaat, terutama di dalam hal melakukan perjamuan yang Tuhan perintahkan, ternyata jemaat Korintus melakukan kesalahan. Nama yang benar dalam kegiatan ini adalah perjamuan Tuhan (ayat 20), bukan perjamuan kudus. Perjamuan ini diperintahkan untuk mengingat akan Tuhan. Ternyata jemaat di Korintus melakukannya dengan tidak beres. Apabila mereka berkumpul sebagai jemaat, ada perpecahan di antara mereka. Hal ini menggambarkan bahwa keadaan jemaat di Korintus memang sedang kacau. Kehidupan bergereja mereka sedang tidak sehat. Gereja menjadi tempat yang tidak baik untuk pertumbuhan kerohanian. Justru mungkin terjadi banyak konflik dan kekecewaan di sana.
Karena itu Paulus berkata kepada mereka bahwa memang harus ada perpecahan yang terjadi atas mereka. Memang seringkali perpecahan terjadi di gereja dan tidak terhindarkan. Tetapi semuanya itu Tuhan izinkan terjadi demi kebaikan, supaya nanti nyata siapa yang tahan uji. Akan kelihatan siapa yang benar dan siapa yang salah, setelah terjadi perpecahan itu. Konflik bisa terjadi di mana-mana, termasuk di dalam gereja. Dengan berjalannya waktu, akan mulai kelihatan siapa sebenarnya yang murni dan yang tidak murni dalam menjalankan firman Tuhan.
Jemaat di Korintus benar-benar kacau. Mereka memang sering berkumpul tetapi bukan untuk mengadakan perjamuan Tuhan. Mungkin acara mereka berjudul perjamuan Tuhan, tetapi kenyataannya bukanlah perjamuan Tuhan. Mereka melakukan perjamuan seperti biasa, yaitu perjamuan makan. Di setiap perjamuan yang mereka adakan, mereka makan makanan yang dibawanya sendiri. Sedangkan orang-orang yang tidak membawa makanan, mereka dibiarkan lapar. Bahkan dalam perjamuan tersebut, ada juga yang mabuk. Kesannya, perjamuan itu bukan perjamuan untuk mengingat Tuhan, tetapi itu menjadi seperti pesta duniawi.
Apa yang terjadi di jemaat Korintus itu sangat memalukan. Paulus menyebut bahwa mereka telah menghinakan jemaat Tuhan dan memalukan orang yang tidak memiliki apa-apa. Memang pada waktu itu yang namanya perjamuan, mereka akan makan seperti pesta. Tetapi karena teguran dari Paulus ini, maka hari ini ketika kita mengadakan perjamuan Tuhan, maka apa yang kita lakukan lebih kepada memperingati saja, bukan makan dalam jumlah besar seperti mereka pada waktu itu. Karena itu lebih baik masing-masing jemaat makan dulu dengan kenyang di rumah masing-masing, baru kemudian berkumpul untuk mengadakan perjamuan Tuhan. Tujuan perjamuan Tuhan bukan untuk mengenyangkan perut, tetapi untuk mengingatk kembali akan penderitaan dan kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib.
Sepertinya hari ini tidak ada lagi gereja yang melaksanakan perjamuan Tuhan seperti yang dilaksanakan oleh jemaat di Korintus. Perjamuan Tuhan bukan perjamuan yang bertujuan untuk membuat kenyang. Perjamuan Tuhan juga tidak bertujuan untuk menjadikan kita kudus. Kita yang sudah percaya kepada Yesus Kristus dikuduskan oleh darah Yesus Kristus yang tercurah di atas kayu salib, bukan dikuduskan oleh roti dan anggur. Perjamuan ini juga tidak bertujuan untuk menghilangkan atau menyembuhkan sakit penyakit badani kita. Jika hal tersebut ada di pikiran kita pada saat mengikuti perjamuan, maka kita sedang menggunakan perjamuan itu dengan salah. Sekali lagi, tujuan perjamuan Tuhan adalah untuk mengingat akan pengorbanan Yesus Kristus, bukan untuk hal-hal lain.
Views: 2