1 Korintus 11:4-10
Laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala bertudung, justru menghina kepalanya, yaitu menghina Yesus Kristus. Pada saat itu, masih ada karunia bernubuat, karena Alkitab belum selesai di tulis dan para rasul masih ada di dunia ini. Jadi pewahyuan masih berjalan. Kebiasaan ini sangat berbeda dengan tradisi orang Yahudi, karena mereka akan menggunakan tudung (menutup kepalanya) jika berdoa kepada Tuhan. Hal itu berbeda dengan perempuan. Perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya (yaitu laki-laki), karena disamakan dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
Perempuan yang berwibawa bukanlah perempuan yang galak, tetapi perempuan yang tunduk kepada suaminya. Jika memang ada perempuan yang telah mencukur rambutnya atau tidak memiliki rambut (gundul), sebaiknya dia menggunakan tudung kepala pada saat kebaktian di gereja. Di ayat sebelumnya, hal ini dihubungkan dengan perempuan-perempuan gundul yang mengabdi di kuil Arthemis, yang akhirnya bertobat dan mengikuti kebaktian di jemaat Korintus. Dengan demikian, ia akan menjaga kehormatan kepalanya, yaitu laki-laki. Sedangkan laki-laki tidak memerlukan tudung kepala, karena ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Tuhan.
Bahkan perempuan harus memakai tudung atau wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat. Di dalam Efesus 3:10 dikatakan, “…supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga…” Artinya, para malaikat pun belajar dari jemaat, termasuk belajar dari perempuan-perempuan yang ada di jemaat, bagaimana harus tunduk kepada kepalanya, yaitu suaminya. Penguasa di sorga pun perlu mendengarkan pengajaran yang disampaikan di dalam jemaat. Hidup berjemaat itu ternyata bukan main-main, tetapi memiliki pengaruh yang kuat, baik di bumi maupun di sorga. Karena itu, alangkah baiknya jika kita bersungguh-sungguh dalam kehidupan berjemaat.
Di dalam 1 Petrus 1:12 dikatakan, “Kepada mereka (para nabi) telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka (para nabi), yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.” Malaikat pun diharuskan untuk mendengarkan pengajaran dan pemberitaan Injil di dalam jemaat.
Tanda wibawa di kepala perempuan adalah gambaran mengenai ketundukan. Tuhan mau supaya para perempuan memberikan contoh ketertundukan mereka kepada para malaikat. Karena memang ada malaikat yang tidak mau tunduk. Malaikat itu membangkang dan memberontak pada Tuhan. Iblis itu berasal dari malaikat yang membangkang dan memberontak kepada Tuhan. Tuhan menginginkan supaya para malaikat belajar dari perempuan tentang arti tunduk yang sesungguhnya. Karena itu perempuan seharusnya tunduk kepada suaminya, bukan karena terpaksa, tetapi karena pemahaman yang benar. Perempuan bisa tunduk kepada suaminya dengan penuh sukacita. Sama seperti laki-laki, bisa tunduk kepada Kristus dengan penuh sukacita. Suami yang tunduk kepada Kristus pasti akan mengasihi istrinya. Inilah yang perlu diajarkan kepada para malaikat, supaya tidak ada lagi malaikat yang memberontak kepada Tuhan. Jemaatlah yang seharusnya menjadi contoh bagi malaikat mengenai arti tunduk yang sesungguhnya.
Views: 2