1 Korintus 9:1-13
Jemaat di Korintus juga ada yang mengkritik serta mempertanyakan kerasulan Paulus. Hal itu mungkin yang menyebabkan akhirnya jemaat tersebut terpisah-pisah dengan golongan-golongan tertentu. Yang bukan golongan pendukung Paulus, kemungkinan besar mengkritik dan menjelek-jelekkan Paulus sedemikian rupa. Dalam surat ini, Paulus mencoba untuk menjawab keraguan mereka. Paulus menegaskan kembali bahwa posisi rasul dipilih secara langsung oleh Tuhan Yesus sendiri. Beberapa kali Paulus menulis surat, dia selalu memperkenalkan diri sebagai rasul Yesus Kristus. Rasul Paulus menjadi orang yang terakhir yang telah melihat Yesus Kristus.
Jemaat Korintus adalah salah satu dari hasil pelayanan Paulus. Jemaat Korintus juga merupakan bukti dari kerasulan Paulus. Bagi jemaat-jemaat yang tidak dirintis oleh Paulus, mungkin mereka menganggap bahwa Paulus bukan rasul. Setidaknya, bagi jemaat Korintus, Paulus adalah seorang rasul. Para rasul lain tercatat menikah, sedangkan rasul Paulus tercatat tidak menikah. Tetapi tidak berarti bahwa itu membuat kerasulan Paulus menjadi palsu. Rasul-rasul yang lain tidak perlu mencari uang, karena mereka mendapatkan dukungan dana dari jemaat. Hanya Paulus dan Barnabas yang tercatat bekerja, untuk menunjang penginjilan dan pelayanan mereka. Seharusnya jemaat di Korintus menghargai pekerjaan dan pelayanan yang telah dilakukan oleh Paulus.
Mengenai uang, ini adalah hal yang sangat sensitif. Uang bisa menyebabkan banyak hal menjadi positif, tetapi juga negatif. Uang bisa mendukung pelayanan, tetapi juga bisa merusak pelayanan. Hal itu bisa terjadi jika kita tidak mengelola uang itu dengan baik. Paulus bukanlah seorang gembala. Dia lebih banyak merintis jemaat dan mengajarnya sementara waktu. Setelah jemaat itu bisa bertumbuh dengan baik, maka Paulus akan pergi ke kota lain untuk memberitakan Injil. Jemaat yang ditinggalkan akan dipasrahkan kepada seseorang yang ada di kota tersebut, yang telah menerima pengajaran, supaya digembalakan. Karena itu, Paulus tidak mendapatkan banyak dukungan dana dari jemaat. Paulus berusaha untuk membiayai secara pribadi semua pelayanannya. Jika seseorang menjadi gembala jemaat, mereka akan mendapatkan dukungan dana dari jemaat yang dilayaninya.
Orang yang telah menerima pengajaran rohani, mereka sepatutnya memberikan kekayaan materi mereka sebagai imbalan. Ini juga yang diajarkan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Bukan hal yang berlebihan jika para rasul dan gembala menuai hasil duniawi dari benih-benih rohani yang telah ditaburkan. Dalam hal ini, rasul Paulus tidak menggunakan haknya, meskipun dia sebenarnya memiliki hak duniawi atas jemaat-jemaat yang didirikannya. Paulus memilih untuk membiayai pelayanan dengan cara bekerja, yaitu menjadi tukang kemah. Paulus tidak mau orang-orang menganggap bahwa pelayanan pemberitaan Injil yang dilakukan hanya untuk memperkaya diri sendiri.
Ketika menjadi seorang hamba Tuhan atau gembala jemaat, maka pelayanan yang dilakukan juga harus tulus. Kita tidak perlu mengharapkan berkat. Kita belajar untuk mencukupkan apa yang ada pada kita. Tuhan pasti akan memberikan berkat bagi kita, orang-orang yang sudah melayani-Nya. Ada jemaat-jemaat yang mengasihi Tuhan, merekalah yang biasanya dipakai oleh Tuhan untuk memberikan keperluan duniawi kepada para hamba Tuhan dan gembala jemaat. Mereka yang melayani dalam tempat kudus seharusnya mendapat penghidupannya dari tempat kudus tersebut.
Views: 6