1 Korintus 13:1-2
Sepertinya pada waktu itu banyak jemaat yang mengejar karunia berbahasa lidah (roh). Mereka menjadi seperti orang yang luar biasa, ketika bisa menggunakan bahasa lidah. Bisa dipamerkan setiap saat. Karena itu Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat di Korintus bahwa sekalipun Paulus bisa berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi ternyata di dalam dirinya tidak ada kasih, maka ia akan seperti gong yang berkumandang atau canang yang gemerincing. Bahasa manusia saja sudah ribuan, apalagi ditambah dengan bahasa malaikat. Kasih yang diucapkan oleh Paulus ini adalah kasih agape. Pandai berkata-kata, tetapi tidak ada kasih di dalam diri kita, semuanya akan sia-sia. Paulus menekankan bahwa kasih itu lebih penting dari apapun juga, terutama di dalam pembangunan jemaat.
Paulus memang sedang berbicara tentang manfaat berbagai karunia bagi jemaat. Jika seseorang berbahasa lidah, seharusnya memang bisa bermanfaat bagi jemaat. Jika memang tidak bermanfaat sama sekali, sebaiknya tidak perlu dipergunakan. Apalagi jika manfaatnya hanya untuk kepentingan diri sendiri, untuk kesombongan rohani serta mencuri kemuliaan Tuhan. Tetapi mengenai kasih, itu manfaatnya sangat besar bagi jemaat. Manfaat bagi orang di luar jemaat, juga besar dan bisa terasa. Kasih tidak bisa dibandingkan dengan bahasa lidah. Kasih jauh lebih penting dan lebih bermanfaat. Kasih juga bisa dirasakan dan dinikmati oleh orang-orang di sekeliling kita. Jika ada seorang jemaat memiliki kasih kepada sesama, itu lebih bermanfaat daripada seorang jemaat yang hanya memiliki bahasa lidah. Inilah yang sebenarnya mau disampaikan oleh rasul Paulus. Inilah karunia utama yang perlu dikejar. Kasih menjadi hal yang utama dari apapun juga. Kasih bahkan lebih utama daripada bisa berbahasa malaikat. Kasih lebih bisa membangun jemaat. Dengan kasih, segala sesuatu akan berjalan dengan lebih baik.
Karunia yang kedua juga karunia yang berkaitan dengan wahyu. Karunia ini juga dibandingkan dengan kasih. Karunia itu antara lain: bernubuat, mengetahui segala rahasia, memiliki seluruh pengetahuan, memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung. Ternyata semuanya itu tidak sebanding dengan kasih. Memang karunia bernubuat jauh lebih berguna daripada karunia berbahasa lidah. Bahasa lidah hanya bisa dipakai untuk membangun diri sendiri, sedangkan nubuat bisa dipakai untuk membangun orang lain. Tetapi, jika bernubuat itu dibandingkan dengan kasih, maka kasih masih jauh lebih berguna bagi jemaat. Semua karunia itu, jika dilakukan tanpa kasih, justru akan membuat keadaan menjadi tidak baik. Kita kembali diingatkan bahwa ada beberapa kategori iman. Iman yang disebutkan bisa memindahkan gunung itu bukan iman pertobatan. Itu adalah iman untuk mengambil keputusan di dalam pelayanan. Jika kita bertobat dan percaya kepada Yesus, itu adalah iman pertobatan. Iman ini yang menjadikan kita selamat, mendapatkan kehidupan kekal. Di dalam pelayanan, ada yang disebut karunia iman. Karunia iman ini bukan untuk keselamatan, tetapi untuk mengambil keputusan, biasanya adalah keputusan yang besar, baik di dalam hidup secara pribadi maupun di dalam pelayanan. Karunia iman itu pun akan menjadi sia-sia, jika tidak ada kasih (agape) di dalam dirinya. Semua karunia itu bisa menjadi kesombongan. Orang lain akhirnya tidak bisa menikmati karunia itu, karena pada akhirnya hanya untuk kepentingan diri sendiri atau untuk kesombongan rohani. Sekali lagi, Paulus sedang menekankan tentang pentingnya kasih di dalam kehidupan orang percaya dan di dalam pelayanan.
Views: 2