1 Korintus 16:12-24
Mengenai Apolos, Paulus sudah beberapa kali mendesak supaya bisa datang ke Korintus untuk mengunjungi jemaat di Korintus. Tetapi Apolos belum bersedia, sampai nanti ada kesempatan baik untuk datang ke Korintus. Paulus sengaja mendesak Apolos untuk datang ke Korintus, karena di Korintus sempat terjadi perpecahan yang mengatasnamakan mereka berdua. Paulus dan Apolos tidak memiliki masalah pribadi sedikitpun. Tetapi nama mereka dipakai untuk membuat terjadinya perpecahan di Korintus.
Paulus mengingatkan jemaat Korintus supaya berjaga-jaga dan waspada. Orang Kristen harus tetap teguh berdiri di dalam iman. Paulus menggambarkan seperti laki-laki yang kuat, karena memang laki-laki diciptakan dengan kelebihan yang demikian. Berbeda dengan perempuan yang sebenarnya diciptakan untuk memiliki kelembutan, baik hati maupun fisik. Efek samping bagi laki-laki yang kuat adalah keras kepala. Orang yang keras kepala, sulit untuk dibengkokkan. Paulus sengaja menggambarkan iman demikian, supaya orang Kristen memiliki iman yang teguh dan susah untuk dibelokkan. Yang paling penting di dalam kekristenan adalah hati kita. Jika kita melakukan segala sesuatu dengan kasih, dari hati kita, maka itulah yang penting.
Paulus menyampaikan permintaan kepada jemaat di Korintus untuk mentaati orang-orang seperti Stefanus dan keluarganya. Stefanus adalah orang yang pertama kali bertobat di Akhaya (Korintus) dan dia beserta keluarganya telah mengabdikan diri pada pelayanan terhadap orang-orang kudus (Kristen). Mereka telah banyak bekerja dalam pelayanan dan berjerih lelah. Mereka adalah orang-orang yang patut dihargai, dihormati dan ditaati. Di dalam 1 Kor 1:15 sudah dijelaskan bahwa Pauluslah yang membaptis Stefanus dan keluarganya. Setelah itu, Paulus menyerahkan penggembalaan jemaat di Korintus kepada Stefanus, lalu Stefanus membaptis yang lain.
Orang-orang yang melayani Tuhan seharusnya dihargai sedemikian rupa. Paulus menyebut nama Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus. Mereka adalah pelayan Tuhan, pemberita Injil dan pengajar di Korintus. Mereka memperlengkapi jemaat di Korintus. Kedatangan mereka telah menyegarkan roh Paulus dan roh jemaat di Korintus. Inilah ciri khas orang Kristen yang baik dan mengasihi Tuhan. Dengan menghargai orang yang mengorbankan waktu serta hidupnya untuk melayani Tuhan, maka kekristenan akan terus berkembang dengan baik. Tetapi jika orang Kristen semakin merendahkan orang yang melayani Tuhan serta tidak menghargainya, maka masa depan kekristenan akan suram. Tidak ada lagi orang yang tertarik untuk melayani Tuhan sepenuh waktu dan hidupnya.
Paulus juga memberikan salam kepada beberapa orang, seperti Akwila dan Priskila. Waktu itu orang-orang Kristen tidak mendirikan gedung gereja. Mereka melaksanakan pertemuan dan kebaktian di rumah-rumah. Sebenarnya inilah yang diinginkan oleh Tuhan, gereja yang tidak terlalu besar tetapi berada di berbagai tempat dan menyebar. Asal jemaatnya cukup dan bisa memenuhi keperluan gembala, pemberitaan Injil serta operasional rutin, itu sudah cukup. Jika ada pertambahan jemaat yang makin besar, maka lebih baik mendirikan jemaat lagi dengan cara merintis pos pelayanan yang baru. Tetapi karena keegoisan manusia (bukan kehendak Tuhan), banyak orang berlomba-lomba untuk mendirikan gereja yang besar. Jemaat yang besar tersebut akhirnya tidak terlayani secara pribadi, akhirnya terjadilah sistem seperti di perusahaan.
Views: 13