Upah Dosa Ialah Maut (Jelajah PB 549)

Roma 6:17-23

Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena kita bukan lagi hamba dosa tetapi hamba Yesus Kristus. Karena itu, seharusnya sekarang kita dengan segenap hati mentaati pengajaran yang telah diteruskan oleh para rasul kepada kita untuk kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Kita telah dimerdekakan dari dosa. Dosa tidak bisa lagi masuk pada orang yang sudah mati. Sekarang kita telah menjadi hamba kebenaran. Yesus telah melepaskan kita dari perbudakan dosa. Tuhan juga tidak mau memperbudak kita. Dia mau supaya jika kita mengasihi Dia, maka kasih itu muncul dari hati kita yang paling dalam, bukan karena paksaan. Patut bagi kita untuk rela memperhambakan diri kepada-Nya, meskipun Dia sendiri tidak pernah memaksa kita untuk menjadi hamba-Nya. Inilah yang Dia harapkan dari kita, yaitu supaya kita mengasihi Dia tanpa paksaan.

Setelah manusia dimerdekakan dari dosa, mereka tetap memiliki kehendak bebas. Tuhan sangat menghargai kehendak bebas kita. Jika kita menyerahkan anggota tubuh kita kepada kebenaran, itu juga keputusan kita, bukan paksaan dari Tuhan. Itu adalah kerelaan diri kita untuk mau dipakai menjadi alat kebenaran. Kita bisa menyerahkan anggota tubuh kita menjadi hamba kebenaran yang akan membawa kita kepada pengudusan.

Pada waktu kita menjadi hamba dosa, kita bebas dari kebenaran atau di luar dari kebenaran. Pada waktu itu, buah yang kita petik adalah hal-hal yang cemar dan memalukan. Semuanya itu kesudahannya adalah kematian. Banyak orang yang sudah menghabiskan sebagian hidupnya untuk hal-hal yang cemar dan memalukan. Hal-hal itu tidak patut untuk dikenang, karena mungkin sangat memalukan. Hidup di dalam dosa adalah hidup yang memalukan, yang tidak patut untuk dibanggakan. Tetapi sekarang, ketika kita sudah dimerdekakan dari dosa dan setelah menjadi hamba Tuhan Yesus Kristus, maka kita beroleh buah yang membawa kita kepada pengudusan dan kesudahannya adalah kehidupan yang kekal.

Ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus, secara posisi kita menjadi orang kudus. Sebelumnya, di bawah Adam kita secara posisi berada di dalam dosa. Dulu di bawah Adam, kecenderungan hati kita adalah melakukan pelanggaran dan dosa. Sekarang, ketika kita berada di bawah Yesus Kristus, maka kecenderungan hati kita adalah melakukan hal-hal yang baik, yang berkenan di hadapan Tuhan. Roh Kudus sudah masuk ke dalam hati kita, sehingga sifat dan kecenderungan hati kita adalah kudus. Posisi dan hati kita kudus, tetapi ada hal yang perlu diusahakan selanjutnya adalah hidup dalam karakter yang kudus. Maka, setiap hari kita harus membangun karakter yang kudus.

Di dalam 2 Korintus 7:1 dikatakan, “Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah. Kita diharapkan bisa menyempurnakan kekudusan kita dengan membangun karakter yang kudus, yaitu karakter yang takut akan Tuhan. Posisi dan hati yang kudus, yang telah diberikan oleh Yesus Kristus, itu adalah syarat masuk sorga. Sedangkan karakter yang kudus digunakan untuk terang di dunia ini, supaya orang lain melihat Yesus ada di dalam diri kita, bukan menjadi batu sandungan bagi orang lain yang mengakibatkan orang lain tidak tertarik dengan Injil dan tidak percaya kepada Yesus. Upah dosa ialah maut, tetapi karunia Tuhan ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top