Tetap Memberitakan Nama Yesus, Apapun Yang Terjadi (Jelajah PB 412)

Kisah Para Rasul 5:26-42

Para pengawal Imam besar pergi ke Bait Allah untuk membawa rasul Petrus dan Yohanes. Para pengawal itu tidak melakukan kekerasan, karena mereka takut kepada orang banyak. Para rasul sendiri tidak pernah melakukan perlawanan secara fisik. Ketika orang Kristen mendapat kesempatan untuk melawan, maka yang bisa dilakukan adalah melawan dengan argumentasi yang benar, bukan adu otot. Yang dilakukan adalah menyatakan ucapan-ucapan kebenaran. Rasul itu diperhadapkan lagi kepada Mahkamah Agama.

Pada waktu itu sudah sekitar lima ribu orang yang percaya dengan pemberitaan para rasul. Artinya, pemberitaan mengenai nama Yesus sudah hampir memenuhi kota Yerusalem. Ketika ditanya hal tersebut oleh Imam Besar, maka Petrus menjawab bahwa ia harus lebih taat kepada Tuhan dari pada kepada manusia. Ini adalah prinsip yang dipegang oleh para rasul pada waktu itu. Mengenai fakta bahwa Tuhan Yesus sudah disalibkan oleh mereka, para imam dan ahli Taurat tidak bisa membantah hal itu. Mengenai kebangkitan Yesus, mereka juga tidak bisa membantah, karena memang sudah tidak ditemukan mayat Yesus. Selain itu para prajurit penjaga kubur Yesus juga sudah memberitahu hal itu kepada para pemimpin Yahudi. Dan ternyata pemimpin Yahudi lebih memilih menutup mulut para prajurit itu dengan uang, supaya berita tentang peristiwa dahsyat di kubur Yesus itu tidak menyebar.

Petrus melanjutkan perkataannya dengan mengatakan bahwa Yesus telah ditinggikan oleh Bapa untuk menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Ini adalah khotbah yang tajam, yang memberi peringatan keras kepada para pemimpin Yahudi. Para rasul menyatakan diri dengan berani bahwa mereka adalah saksi dari semua yang terjadi terhadap Yesus. Kesaksian para rasul saat ini dapat kita baca di dalam Alkitab. Saat ini, tugas kita adalah menjadi saksi tentang apa yang sudah tertulis di dalam Alkitab. Karena perkataan rasul yang sangat tajam, maka para pemimpin Yahudi itu tersinggung dan mulai mereka-rekakan kejahatan atas diri para rasul.

Ada salah seorang Farisi, yaitu Gamaliel (guru besarnya Paulus), memberikan saran yang bijak, supaya tidak mengunakan kekerasan kepada para rasul. Gamaliel meminta supaya mempertimbangkan baik-baik, apa yang akan dilakukan kepada para rasul. Sudah ada beberapa orang yang pernah memiliki pengajaran yang berbeda, yaitu Teudas dan Yudas, seorang Galilea, tetapi mereka tewas dan para pengikutnya tercerai berai. Karena itu Gamaliel berkata, “Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini: mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.”

Dari pernyataan ini, kita bisa belajar supaya bertindak hati-hati. Ternyata nasihat itu diterima oleh para pemimpin Yahudi. Akhirnya para rasul itu dipanggil, lalu disesah (disiksa) dan dilarang untuk mengajar dalam nama Yesus. Setelah itu para rasul dilepaskan. Meskipun sudah disesah, para rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira. Para rasul gembira karena telah dianggap layak untuk menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Mereka tidak berhenti untuk memberitakan nama Yesus. Setiap hari mereka tetap melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.

Views: 33

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top