Saulus Mendapatkan Ancaman (Jelajah PB 429)

Kisah Para Rasul 9:21-25

Saulus yang baru saja bertobat, langsung memberitakan Injil Yesus Kristus di rumah-rumah ibadat. Semua orang yang mendengarkan pengajaran Saulus menjadi heran. Mereka berkata, “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?” Orang-orang yang mendengar pengajarannya juga menjadi bingung dengan situasi yang terjadi. Ternyata Saulus memiliki pengaruh yang besar di Damsyik. Hal itu membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik. Dalam pengajarannya, Saulus membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias.

Mengetahui situasi demikian, maka beberapa hari kemudian, beberapa orang Yahudi merundingkan rencana untuk membunuh Saulus. Selalu hal ini yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Mereka merencanakan kejahatan, ketika tahu ada orang yang percaya kepada Yesus. Kita belajar bahwa kebenaran tidak akan bisa dicapai dengan kekerasan. Kebenaran juga tidak akan bisa dibela dengan kejahatan. Kebenaran selalu menjunjung tinggi akal sehat. Kebenaran selalu masuk akal dan menghargai perdamaian. Firman Tuhan yang disampaikan adalah firman Tuhan dalam bahasa manusia, yang sebenarnya mudah untuk dicerna dan dimengerti. Hanya saja orang mencari pembenaran. Pembenaran itu yang mengakibatkan kejahatan bisa terjadi.

Selain itu, kebenaran sangat menjunjung hak asasi manusia. Kebenaran tidak akan pernah memaksa, tetapi memberikan pilihan-pilihan kepada manusia. Manusia bebas untuk memilih kepercayaan atau keyakinannya tanpa perlu dipaksa. Karena itu kebenaran harusnya ditawarkan dan diajarkan, bukan dipaksakan. Sebagai orang percaya, kita pun tidak boleh memaksa orang untuk mengikuti keyakinan kita. Kita juga tidak diperbolehkan untuk melakukan kekerasan terhadap orang yang memiliki keyakinan lain. Setiap orang memiliki kebebasan untuk meyakini sesuatu, karena Tuhan sendiri yang telah memberikan kehendak bebas itu kepada semua manusia di dunia ini.

Jika ada orang-orang yang melakukan kekerasan dan memaksa untuk meyakini sesuatu, itu pasti bukan kebenaran. Jika ada kelompok yang mereka-rekakan kejahatan atas seseorang karena keyakinannya, maka kita harus menjauhi kelompok tersebut. Mereka adalah anak-anak Iblis, yang selalu melakukan kekerasan dalam bentuk apapun.

Tetapi Saulus tahu maksud jahat dari orang-orang Yahudi tersebut. Saulus tahu itu karena dia pun pernah ada di pihak mereka. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh Saulus. Kota Damsyik mempunyai benteng atau pagar tinggi, sehingga memiliki pintu gerbang. Tidak sembarangan orang bisa keluar masuk kota tersebut. Suatu malam, murid-murid Saulus mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang.

Dalam waktu singkat, Saulus bisa mempengaruhi orang-orang di Damsyik. Tercatat, Saulus telah memiliki pengikut atau para murid. Mereka adalah orang-orang yang percaya terhadap apa yang diberitakan oleh Saulus. Mereka tidak mau Saulus dibunuh. Mereka ingin menyelamatkan Saulus, supaya bisa tetap memberitakan kebenaran. Mungkin pada saat itu ada rumah yang menyatu dengan tembok kota, sehingga para murid Saulus bisa mengeluarkan Saulus dari kota tersebut.

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top