Saulus Bertobat dan Memberitakan Injil (Jelajah PB 428)

Kisah Para Rasul 9:15-20

Tercatat di dalam Kisah Para Rasul 22:3, Saulus adalah murid dari Gamaliel. Saulus dididik dengan teliti dalam hukum Taurat. Saulus bukanlah orang sembarangan. Dia adalah orang yang cerdas dalam pendidikannya. Dia sangat fasih dengan kitab Perjanjian Lama, terutama soal hukum Taurat. Ketika dia menganiaya orang Kristen, dia mengira bahwa apa yang dilakukan itu menyenangkan Tuhan. Ketika dia ditemui langsung oleh Tuhan Yesus, dia merenungkan semuanya itu. Sehingga dalam tiga hari, Saulus bisa melihat hubungan atau keterkaitan antara kitab Perjanjian Lama dengan peristiwa kedatangan Yesus sebagai Mesias di dunia. Dia mengerti semuanya dan dapat menjelaskan berita Injil jauh lebih baik dari semua murid Yesus yang lain.

Saulus dipilih oleh Tuhan Yesus secara langsung untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, serta raja-raja dan orang-orang Israel. Tuhan tahu bahwa Saulus memiliki kapasitas yang sangat hebat untuk memberitakan Injil. Dia bahkan akan sanggup untuk memberitakan Injil kepada para raja. Tuhan juga akan menunjukkan kepada Saulus, betapa banyaknya penderitaan yang harus ditanggung oleh Saulus, oleh karena nama Tuhan. Awalnya Saulus adalah penganiaya orang lain, lalu Tuhan akan menunjukkan bagaimana penderitaan orang yang dianiaya karena nama Yesus. Saulus telah memulai hidup dengan menganiaya orang, maka dia pun akan merasakan bagaimana hidup dengan teraniaya. Kita bisa belajar dari hal ini, memulai hidup kita dengan baik supaya kita juga bisa merasakan kebaikan orang lain serta kebaikan Tuhan.

Ananias pergi menemui Saulus sesuai dengan petunjuk Tuhan. Ananias masuk ke dalam rumah, bertemu dengan Saulus dan menumpangkan tangan serta berkata, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Saulus sudah berpuasa selama tiga hari dan sudah bertobat. Saulus sudah menyesal dengan semua perbuatan jahat yang telah dilakukannya. Seketika itu juga, seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Saulus tidak dibaptis di sungai Yordan, tetapi di kota Damsyik. Jadi kita tidak perlu mendengarkan orang-orang yang berkata bahwa baptisan di sungai Yordan lebih sah. Karena perkataan itu, maka banyak orang berbondong-bondong ke Israel dalam “wisata rohani” dan meminta untuk dibaptis kembali di sungai Yordan.

Setelah itu, Saulus makan dan kekuatannya pulih. Saulus tinggal beberapa hari bersama dengan para murid di Damsyik. Bahkan Saulus langsung memberitakan Injil Yesus Kristus di rumah-rumah ibadat. Saulus bahkan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ini adalah petobat baru yang langsung memberitakan Injil. Memang Saulus sudah mempunyai banyak pengetahuan tentang kitab Perjanjian Lama. Dia perlu tiga hari untuk menghubungkan antara apa yang sudah dia pelajari dengan peristiwa kedatangan Yesus Kristus sebagai Mesias di dunia. Karena itulah Saulus bisa memberitakan Injil dengan cepat. Dia sudah tahu persis siapa sebenarnya Yesus itu.

Hal ini tentu tidak sama dengan petobat baru pada zaman sekarang. Tidak ada petobat baru  yang berasal dari agama Yahudi, yang pernah belajar hukum Taurat secara teliti, selain Saulus. Petobat baru saat ini tidak bisa langsung memberitakan Injil. Mereka harus belajar Alkitab dengan seksama terlebih dahulu. Sangat berbeda dengan Saulus yang sudah sangat mengerti tentang hukum Taurat dan kitab para nabi.

Views: 30

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top