Penderitaan Kristen Mula-Mula (Jelajah PB 421)

Kisah Para Rasul 8:1-3

Seorang bernama Saulus setuju kalau orang banyak itu membunuh Stefanus. Karena itu di pasal sebelumnya dicatat bahwa para saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Saulus adalah nama dalam versi bahasa Ibrani. Nanti dia akan diganti nama menjadi Paulus, nama dalam versi bahasa Yunani. Pada saat pemberitaan Injil, Saulus banyak berkeliling di wilayah Yunani, sehingga akrab dipanggil nama Paulus.

Stefanus tercatat sebagai seorang martir pertama dari kalangan Kristen atau orang percaya. Martir adalah orang yang mati karena mempertahankan iman Kristennya. Dia mati bukan karena melawan secara fisik, tetapi berargumentasi atau menyatakan pendapat. Stefanus adalah martir dari kalangan non-rasul (Diaken) yang pertama. Sedangkan nanti ada Yakobus yang menjadi rasul martir pertama.

Perkembangan kekristenan di Yerusalem sudah sangat pesat. Paling tidak yang tercatat sudah ada lebih dari lima ribu orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus. Sepertinya para rasul melupakan pesan dari Tuhan Yesus untuk menjadi saksi bagi Tuhan mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke seluruh bumi. Mereka cukup lama berada di Yerusalem untuk membangun jemaat. Yerusalem sudah mulai menjadi zona aman bagi penginjilan. Belum ada dorongan untuk pergi keluar dari Yerusalem untuk memberitakan Injil.

Lalu Tuhan mengizinkan penganiayaan hebat menimpa mereka. Terkadang penganiayaan itu diizinkan oleh Tuhan supaya mereka berpencar, supaya Injil bisa diberitakan ke segala tempat. Tuhan memberikan tanggung jawab kepada orang Kristen untuk memberitakan Injil, atau paling tidak mendukung penginjilan. Tetapi seringkali orang Kristen lupa dan terlena dengan tanggung jawab itu, karena sudah merasa nyaman dengan kehidupannya sekarang. Atau mungkin mereka lupa ikut ambil bagian dalam pemberitaan Injil, karena mereka sibuk dengan kehidupan jasmaniah mereka.

Mereka semua, kecuali para rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Ternyata para rasul masih senang tinggal di Yerusalem, padahal mereka yang menerima perintah untuk memberitakan Injil bukan hanya di Yerusalem. Justru jemaat yang bukan rasul yang tersebar ke seluruh Yudea dan Samaria. Mereka lari karena ketakutan terhadap penganiayaan yang terjadi di Yerusalem.

Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Mereka pasti sangat kehilangan, apalagi dijelaskan di pasal sebelumnya bahwa Stefanus adalah salah satu Diaken yang dipilih dengan salah satu syarat yaitu terkenal baik. Ketika Saulus merasa berhasil telah membunuh salah seorang Kristen yang berani, dia pun mencari orang Kristen yang lain untuk membinasakan mereka. Saulus bahkan memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

Ketika kita membaca kisah ini, sebagai orang Kristen kita patut bangga. Kita harus bangga karena kekristenan dimulai dengan tanpa menggunakan kekerasan sama sekali. Kekristenan yang benar tidak akan pernah menggunakan kekerasan secara fisik. Kita memberitakan Injil harus dengan pengertian, sehingga bisa menjelaskan iman kita, menjelaskan apa yang kita percaya saat ini, tanpa memaksa orang lain.

Views: 38

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top