Pemberitaan Injil di Antiokhia di Pisidia (Jelajah PB 449)

Kisah Para Rasul 13:13-28

Ketika gubernur wilayah di Siprus sudah percaya kepada Yesus, maka kemungkinan besar berdirilah satu jemaat di situ. Di kemudian hari kita bisa melihat bahwa Barnabas nanti yang mengunjungi kembali pulau Siprus ini. Setelah memberitakan Injil kepada gubernur, Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga (saat ini berada di wilayah Turki) di Pamfilia. Tetapi Yohanes meninggalkan mereka dan kembali ke Yerusalem. Memang pada waktu itu Yohanes masih sangat muda. Mungkin dia tidak tahan untuk melakukan perjalanan jauh dan memilih kembali ke Yerusalem.

Dari Perga, mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di Antiokhia di Pisidia. Antiokhia ini berbeda dengan kota sebelumnya, karena Antiokhia yang sebelumnya berada di Siria. Pada hari Sabat, mereka pergi ke rumah ibadat dan duduk di situ. Biasanya, di setiap rumah ibadat Yahudi (Sinagoge) selalu ada pembacaan hukum Taurat dan kitab-kitab para nabi. Setelah mereka selesai melakukan pembacaan itu, para pejabat rumah ibadat memberi kesempatan kepada yang hadir untuk memberikan pesan yang bertujuan untuk membangun umat. Biasanya, kalau yang hadir ada orang yang baru, apalagi orang itu sesama orang Yahudi yang datang dari Yerusalem, mereka memberikan kesempatan itu kepada orang tersebut.

Paulus tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Paulus mengangkat tangan dan meminta izin untuk berbicara. Paulus menyapa semua yang hadir, baik orang-orang Yahudi (orang-orang Israel) maupun orang-orang non-Yahudi yang ikut beribadat pada waktu itu (yang takut akan Allah). Paulus mulai menguraikan tentang sejarah bangsa Yahudi, dari pemilihan bangsa Israel tersebut sampai ke tanah Kanaan, sampai pemerintahan raja Daud. Daud diceritakan sebagai seseorang yang berkenan di hati Tuhan dan telah melakukan kehendak Tuhan. Tuhan berjanji, dari keturunan Daudlah, Tuhan telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel. Semua diuraikan, untuk memulai masuk pada pengajaran tentang Yesus Kristus sebagai Sang Juruselamat.

Sebelum Yesus Kristus datang ke dunia, Yohanes Pembaptis telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Artinya, yang belum bisa memberi keputusan bagi dirinya sendiri, belum bisa dibaptis. Ketika Yohanes hampir menyelesaikan seluruh pelayanannya, Yohanes berkata bahwa dia bukan Juruselamat itu. Dia adalah pembuka jalan bagi kedatangan Sang Juruselamat. Ketika Sang Juruselamat itu datang, membuka kasut kaki-Nya pun Yohanes tidak layak. Inilah Yesus Kristus, Sang Mesias dan Juruselamat yang dijanjikan itu.

Paulus selalu menyapa dua golongan orang ini, yaitu orang Yahudi (disebut sebagai keturunan Abraham) dan non-Yahudi yang beragama Yahudi (disebut sebagai orang yang takut akan Allah). Kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada banyak orang. Memang penduduk Yerusalem dan para pemimpin Yahudi tidak mau mengakui Yesus. Mereka memberikan hukuman mati atas Yesus, untuk menggenapi perkataan para nabi yang biasa dibacakan setiap hari Sabat. Paulus sedang menekankan bahwa tindakan para pemimpin Yahudi di Yerusalem yang menolak Yesus dan memberikan hukuman mati dengan cara disalib, itu justru menggenapkan perkataan para nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Pemimpin Yahudi tidak menemukan alasan apapun untuk memberikan hukuman mati kepada Yesus Kristus. Tetapi mereka tetap memaksa dan meminta kepada Pilatus supaya Yesus segera dibunuh.

Views: 14

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top