Saulus Menjadi Paulus (Jelajah PB 448)

Kisah Para Rasul 13:6-12

Barnabas dan Saulus mengelilingi seluruh pulau Siprus dan sampai di Pafos. Jika dilihat di dalam peta Alkitab, Salamis berada di satu sisi dari pulau Siprus, sedangkan Pafos berada di sisi lain pulau Siprus. Mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Dia ini seorang tukang sihir dan nabi palsu. Nabi palsu ini biasanya suka bernubuat suka-suka, karena memang tidak ada wahyu yang turun untuk disampaikan oleh dia. Selain itu dia juga tukang sihir, artinya dia bersahabat dengan Iblis. Seperti biasa, Iblis juga akan berlagak seperti nabi, padahal itu nabi palsu. Baryesus ini dicatat sebagai kawan gubernur pulau itu, bernama Sergius Paulus. Gubernur itu seorang yang cerdas.

Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena dia tertarik untuk mendengarkan firman Tuhan. Tetapi Baryesus (dalam bahasa Yunani dipanggil Elimas), menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya. Sepertinya menjadi kebiasaan bahwa orang-orang pada zaman itu memiliki dua nama, yaitu dalam bahasa Ibrani dan Yunani. Kemungkinan pada saat Barnabas dan Saulus menjelaskan firman Tuhan di hadapan gubernur Sergius Paulus, Baryesus ini mengganggu pemberitaan firman itu.

Lalu, Saulus yang juga disebut Paulus menatap dia. Mulai dari sini, Saulus dipanggil dengan nama Paulus. Saulus adalah nama dalam bahasa Yahudi, sedangkan Paulus adalah nama dalam bahasa Yunani. Akhirnya sering disebut dan terkenal dengan nama Paulus, karena dia sedang menjalankan misi pemberitaan Injil kepada orang-orang Yunani. Paulus yang penuh dengan Roh Kudus itu menatap Baryesus dan berkata, “Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu? Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya, engkau tidak dapat melihat matahari.”

Hal ini dilakukan oleh Paulus untuk memperlihatkan kepada Sergius Paulus bahwa orang yang sedang memberitakan Injil kepadanya adalah utusan dari Tuhan. Seketika itu juga, Baryesus merasa diliputi dengan kabut dan gelap. Sambil meraba-raba, Baryesus harus mencari orang untuk menuntun dia. Melihat apa yang telah terjadi, maka gubernur Sergius Paulus itu percaya. Ia takjub dengan ajaran Tuhan.

Kita pada hari ini tidak bisa memiliki kuasa, seperti yang dimiliki oleh Paulus tersebut. Memang Tuhan menginginkan supaya hari ini kita tidak memiliki kuasa seperti itu. Pada waktu itu Paulus diberi kuasa yang demikian, karena pada waktu itu di tangan Paulus tidak ada firman Tuhan tertulis. Paulus sendiri adalah rasul, penerima wahyu langsung dari Tuhan. Tuhan meneguhkan firman yang disampaikan secara lisan oleh Paulus, serta memperlengkapinya dengan kuasa, kuasa ajaib atau mujizat.

Hari ini, kita memberitakan firman Tuhan yang sudah tertulis, yaitu Alkitab di tangan kita. Jika ada orang yang tidak mau menerima pemberitaan kita, mereka sebenarnya bukan menolak kita, tetapi menolak firman Tuhan. Jika mereka tidak menerima firman Tuhan yang kita sampaikan, tidak perlu melakukan seperti yang telah dilakukan oleh Paulus. Kita bisa pindah ke tempat lain atau mencari orang lain yang mau mendengar berita firman Tuhan.

Views: 25

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top