Kisah Para Rasul 18:1-5
Setelah keluar dari kota Atena, Paulus menuju ke kota Korintus. Kota ini tidak jauh dari Atena. Korintus adalah kota di antara dua lautan. Ketika orang-orang Palestina mau mengirimkan barang ke wilayah Eropa, mereka lebih memilih untuk melakukan bongkar muat di Korintus, kemudian diteruskan oleh kapal lain ke Eropa. Itu menjadi pilihan terbaik bagi mereka, daripada mereka harus memutar lebih jauh. Untuk lebih jelas mengenai letak kota Korintus ini, pembaca bisa melihat peta yang ada di lembaran Alkitab bagian belakang. Kota Korintus akhirnya menjadi kota perdagangan yang maju dan terkenal pada masa itu. Banyak pedagang yang tinggal di situ, sehingga perekonomian di kota Korintus sangat baik.
Ketika Paulus sampai di kota Korintus, dia bertemu dengan seorang Yahudi yang bernama Akwila. Akwila ini berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia bersama istrinya yang bernama Priskila. Pada waktu itu kaisar Klaudius telah memberi perintah supaya orang-orang Yahudi meninggalkan Roma. Pada waktu itu terjadi kebencian terhadap orang-orang Yahudi di Roma, karena gaya hidup mereka yang sangat eksklusif atau tertutup. Orang-orang Yahudi melakukan semuanya itu karena menuruti tradisi Yahudi yang terlalu ketat. Contohnya: orang Yahudi tidak diperbolehkan untuk bergaul atau masuk ke rumah orang-orang non-Yahudi.
Ketika berada di Korintus, Paulus tinggal di rumah mereka. Karena mereka memiliki pekerjaan yang sama, maka Paulus tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka sama-sama memiliki pekerjaan sebagai tukang kemah. Sepertinya, pada waktu itu, pekerjaan menjadi tukang kemah memiliki keuntungan yang cukup besar. Kemah ini diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan jauh, karena memang pada waktu itu belum banyak penginapan atau hotel untuk singgah ketika melakukan perjalanan jauh. Karena itu, orang yang melakukan perjalanan jauh akan membawa tenda atau kemah, sehingga bisa beristirahat atau bermalam dengan menggunakan tenda.
Setiap hari Sabat, Paulus berbicara di dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Di hari-hari biasa, Paulus melakukan pekerjaannya sebagai tukang kemah, bersama-sama dengan Akwila dan Priskila.
Pada saa Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus memiliki waktu yang lebih banyak untuk memberitakan firman. Paulus memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias. Sepertinya Silas dan Timotius membawa dana yang cukup untuk penginjilan, sehingga Paulus tidak perlu lagi bekerja untuk mencari uang, tetapi memanfaatkan waktu sepenuhnya untuk pemberitaan Injil.
Kita bisa melihat bahwa pemberitaan Injil pada waktu itu bisa dilakukan sambil melakukan pekerjaan yang lain, yaitu membuat tenda. Tetapi ini bukan alasan bahwa pekerjaan lebih penting daripada pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil memerlukan dana. Paulus membuat tenda karena dia perlu untuk membiayai penginjilan. Tetapi ketika dana yang diperlukan sudah cukup, maka Paulus tidak perlu lagi bekerja untuk mencari uang, tetapi memberikan semua waktunya untuk pemberitaan Injil. Yang perlu kita ingat bahwa Paulus bekerja bukan untuk kepentingan diri sendiri, bukan untuk memperkaya diri sendiri, tetapi untuk mencukupkan dana bagi pemberitaan Injil.
Views: 757