Paulus Dilempari Batu (Jelajah PB 454)

Kisah Para Rasul 14:15-20

Ketika banyak orang berdatangan dengan membawa persembahan korban, maka Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka dan masuk di antara semua orang yang datang itu. Barnabas dan Paulus berseru kepada mereka bahwa mereka hanyalah manusia biasa, sama seperti mereka. Barnabas dan Paulus memberitahu mereka bahwa mereka datang untuk memberitakan Injil, supaya mereka meninggalkan semua perbuatan yang sia-sia itu dan berbalik untuk menyembah Tuhan yang hidup. Paulus dan Barnabas memperkenalkan Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya.

Jika Paulus dan Barnabas mau memanfaatkan situasi ini, maka mereka akan menjadi orang yang kaya. Jika Paulus dan Barnabas mau menerima korban persembahan mereka, maka mereka akan menjadi orang-orang yang dipuja oleh semua orang yang ada di sana. Paulus dan Barnabas sudah dianggap sebagai dewa Zeus dan Hermes. Ini adalah dewa-dewa yang selama ini disembah oleh mereka. Ketika Paulus dan Barnabas menolak persembahan mereka, maka mereka sedang tegas terhadap kebenaran. Mereka tidak mau kompromi dengan hal-hal yang duniawi. Mereka punya kesempatan untuk memanfaatkan situasi tersebut untuk memperkaya diri sendiri. Tetapi justru Paulus dan Barnabas memanfaatkan kesempatan itu untuk memberitakan Injil Yesus Kristus. Mereka tidak mau dimuliakan oleh orang-orang tersebut. Mereka mau supaya orang-orang tersebut memuliakan Tuhan.

Paulus dan Barnabas lebih memilih untuk jujur. Mereka memberitakan bahwa dulu Tuhan membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing. Meskipun demikian, bukan berarti Tuhan membiarkan begitu saja. Tuhan telah menyatakan Diri-Nya dalam berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan memberikan musim-musim subur bagi semua bangsa. Meskipun Paulus dan Barnabas telah berkata jujur dan terus melanjutkan khotbahnya, tetapi orang-orang tetap ingin memberikan persembahan kepada mereka. Bahkan hampir-hampir tidak ada yang dapat mencegah orang banyak itu mempersembahkan korban kepada mereka.

Seandainya berita Injil atau kekristenan digabungkan dengan kepercayaan setempat, mungkin tidak akan terjadi persoalan. Para penginjil kemungkinan besar tidak akan mendapatkan penganiayaan. Justru mereka akan sangat dihormati. Tetapi ternyata hal itu tidak bisa dilakukan. Ketika kita mau memberitakan Injil dan menyadarkan orang lain, seringkali bertentangan dengan kepercayaan setempat. Setiap tempat memiliki kebiasaan dan kebudayaan masing-masing yang sudah disusupi oleh Iblis. Karena itu, setiap kali berita Injil disampaikan di suatu tempat, pertentangan akan terjadi. Pemberitaan Injil yang murni akan menghadapi peperangan rohani.

Karena Paulus dan Barnabas mengatakan bahwa diri mereka adalah orang biasa, maka orang-orang di Listra menjadi tidak takut kepada mereka. Apalagi ditambah dengan datangnya orang-orang Yahudi dari Antiokhia di Pisidiadan Ikonium yang membujuk orang-orang di Listra untuk memihak mereka dan memusuhi Paulus serta Barnabas. Akhirnya Paulus dilempari dengan batu dan diseret ke luar kota. Karena dia sudah dianggap mati, maka dia ditinggalkan. Para murid mengelilingi Paulus dan tiba-tiba Paulus bangkit lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya, berangkatlah Paulus bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.

Views: 76

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top