Kegaduhan Farisi dan Saduki (Jelajah PB 497)

Kisah Para Rasul 23:3-10

Di hadapan Mahkamah Agama, Paulus melanjutkan perkataannya. Dia berkata kepada para imam kepala bahwa mereka duduk di Mahkamah Agama untuk menghakimi Paulus menurut hukum Taurat, tetapi mereka sendiri telah melanggar hukum Taurat karena telah memerintahkan untuk menampar Paulus. Ini adalah salah satu kebiasaan dari agama atau ajaran yang sesat. Mereka selalu tidak konsisten dalam bertindak. Mereka biasanya mengajarkan sesuatu sambil melanggar yang lain. Karena itu, sebagai orang percaya, ketika kita mengajarkan hal yang baik, kita tidak boleh melakukan hal yang tidak baik. Perkataan dan perbuatan harus sama dan konsisten. Pengajaran yang benar harus konsisten dan masuk akal.

Mendengar perkataan Paulus itu, maka orang banyak menuduh Paulus telah mengejek Imam Besar Allah. Paulus berkata bahwa ia tidak tahu bahwa yang memberi perintah untuk menampar mulutnya adalah Imam Besar. Setelah itu Paulus sengaja mengutip kitab Keluaran 22:28 yang berkata, “Janganlah engkau mengutuki Allah dan janganlah engkau menyumpahi seorang pemuka di tengah-tengah bangsamu.” Paulus ingin memperlihatkan bahwa dia juga mengetahui ayat-ayat firman Tuhan yang sering dipakai oleh para pemuka agama Yahudi.

Saat itu Paulus tahu bahwa yang hadir pada saat itu sebagian berasal dari golongan Saduki dan sebagian lain dari golongan Farisi. Paulus menggunakan kesempatan itu bukan untuk berkhotbah dan memberitakan Injil, tetapi memanfaatkannya untuk saling bertentangan. Di saat yang gaduh seperti itu, tidak mungkin untuk memberitakan Injil. Bahkan Imam Besar pun seringkali tidak bisa menguasai keadaan seperti itu.

Orang Farisi adalah golongan agama Yahudi yang sangat percaya dengan hukum Taurat dan sering menambahi hukum Taurat tersebut, sehingga memperberat orang yang akan melakukannya. Golongan ini percaya dengan roh, malaikat dan kebangkitan orang mati. Rasul Paulus juga termasuk salah satu dari golongan Farisi ini. Di situ juga ada orang-orang dari golongan Saduki, yang tidak percaya dengan roh, malaikat dan kebangkitan orang mati. Paulus memanfaatkan keadaan ini dengan berkata bahwa dia adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi, yang dihadapkan ke Mahkamah tersebut karena mengharap akan kebangkitan orang mati.

Ketika Paulus berkata demikian, maka timbullah perpecahan antara orang Farisi dan orang Saduki. Terjadi keributan besar di Mahkamah tersebut. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras dengan berkata, “Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya.” Orang Farisi mulai membela Paulus, karena merasa bahwa sesama orang Farisi sedang diadili oleh orang-orang Saduki.

Terjadilah perpecahan besar. Keadaan semakin gaduh dan tidak bisa dikendalikan. Kepala pasukan takut jika Paulus disiksa oleh mereka. Karena itu, kepala pasukan memerintahkan pasukannya untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas. Paulus diamankan lagi oleh pasukan, supaya tidak terjadi penganiayaan dan tindakan-tindakan yang anarkis.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top