Berpikir Jernih Sebelum Bertindak (Jelajah PB 481)

Kisah Para Rasul 19:33-40

Pada saat terjadi kekacauan di Efesus dan Paulus dilarang untuk menemui mereka, maka didoronglah seseorang yang bernama Aleksander. Dia didorong ke depan oleh orang-orang Yahudi. Aleksander mau menenangkan orang banyak itu dengan menggunakan isyarat. Tetapi ketika orang banyak itu tahu bahwa Aleksander ini adalah orang Yahudi, maka orang banyak itu melanjutkan teriakannya, kira-kira dua jam lamanya. Mereka tidak memberikan kesempatan Aleksander untuk berbicara.

Akhirnya, panitera kota menenangkan orang banyak itu. Panitera itu membuat orang banyak itu menjadi tenang, dengan membanggakan kota Efesus dan kuil dewi Artemis. Dengan demikian, orang banyak itu menjadi lebih tenang. Panitera ini mengajak orang banyak itu berpikir. Jika memang dewi Artemis itu mahabesar, maka orang banyak tidak perlu membela dewi Artemis tersebut. Seharusnya dewi Artemislah yang membela mereka, membela orang-orang yang sedang menyembah dan memujinya. Karena itu lebih baik mereka menenangkan diri, supaya tidak terjadi kekacauan yang anarkis karena mereka terburu-buru dalam bertindak.

Panitera ini melanjutkan perkataannya. Dia mengatakan bahwa merekalah yang membawa Paulus ke tempat tersebut. Paulus dan teman-temannya pun tidak merampok dan merusak kuil yang ada. Mereka pun tidak menghujat dewi Artemis dan apa yang mereka sembah. Paulus tidak melakukan kejahatan sedikitpun. Panitera itu juga menyarankan, jika Demetrius dan tukang-tukangnya ada pengaduan terhadap seseorang, maka sebaiknya diajukan pada sidang pengadilan. Ada gubernur di sana yang bisa menjadi hakim, yang bisa mengadili kedua belah pihak. Di sanalah tempat yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi. Jika ada orang yang bertindak anarkis terhadap orang lain, sebenarnya mereka sedang menghina pemerintah atau negara. Berarti mereka adalah orang-orang yang tidak percaya dengan pemerintah atau pengadilan.

Jika ada hal lain yang dikehendaki, itu juga harus diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah. Jika kekacauan dan huru hara itu dilanjutkan, maka bisa jadi merekalah yang nanti akan mendapatkan hukuman dari pemerintahan Romawi. Tidak ada alasan bagi mereka untuk membenarkan kumpulan yang kacau balau itu. Dengan perkataan itu, maka kumpulan rakyat itu membubarkan diri. Panitera itu telah membukakan pikiran rakyat yang sedang kacau karena pengaruh dari Demetrius.

Ini bisa menjadi pelajaran bagi kita pada saat ini. Kekerasan atau huru hara yang dilakukan, itu hanya akan membuat malu diri sendiri. Bahkan bisa membuat malu keluarga dan keturunannya, jika peristiwa tersebut dicatat dalam sejarah. Ketika peristiwa itu dicatat dalam Alkitab, tidak ada seorang pun yang mau menggunakan nama Demetrius untuk nama anaknya. Apalagi kalau seandainya kita melakukan hal itu dengan alasan agama, justru itu akan mencemarkan nama baik agama atau kepercayaan kita. Orang menjadi tidak sempati dengan apa yang kita beritakan.

Sebaiknya kita berpikir dengan jernih, sebelum melakukan sesuatu. Tuhan telah memberikan akal sehat kepada kita. Itulah yang harus kita gunakan, untuk melakukan hal yang baik, yang terpuji dan yang memberkati banyak orang. Jika ada orang yang tidak mau percaya dengan apa yang kita sampaikan, kita tidak perlu memaksa mereka.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top