Kisah Para Rasul 7:39-53
Pada saat Musa sedang berada di atas gunung Sinai untuk menerima hukum atau perintah bagi bangsa Israel, ternyata bangsa Israel tetap tidak mau taat kepada Tuhan. Mereka mendesak Harun supaya membuat patung sesembahan buat mereka. Mereka ingin ada sesembahan lain yang memimpin mereka, karena Musa cukup lama di atas gunung Sinai. Akhirnya bangsa Israel yang tidak sabar menunggu Musa turun, mereka membuat patung anak lembu dan mereka mempersembahkan persembahan kepada berhala itu. Mereka bersukacita dengan apa yang sedang mereka perbuat. Pada saat itu Tuhan membiarkan bangsa Israel untuk menyembah patung tersebut, tetapi hukuman akan menimpa mereka.
Ketika bangsa Israel berputar-putar di padang gurun selama empat puluh tahun, mereka tidak pernah mempersembahkan korban sembelihan atau memberikan persembahan kepada Tuhan. Justru mereka memberikan persembahan kepada berhala yang dibuatnya sendiri. Mereka mengusung kemah Molokh dan bintang dewa Refan, yaitu patung-patung yang dibuat oleh bangsa Israel dan disembah. Karena itulah Tuhan murka dan akan membawa mereka ke dalam pembuangan, sampai di seberang Babel.
Bangsa Israel diberi tugas untuk melakukan dan mengajarkan ibadah simbolik. Tuhan memberi perintah ini, supaya bangsa di muka bumi ini ingat akan janji Tuhan, ketika pertama kali manusia jatuh ke dalam dosa, yaitu janji datangnya Juruselamat. Juruselamat akan hadir di bumi dan menyelamatkan manusia dengan cara dijatuhi hukuman, yaitu hukuman salib. Sebelum Juruselamat itu tiba, maka ibadah kepada Tuhan disimbolkan dengan mengorbankan anak domba. Seekor anak domba harus disembelih di atas mezbah, untuk menyimbolkan Juruselamat yang akan datang, yaitu Yesus Kristus yang menyelamatkan dosa manusia. Tetapi mereka justru memberikan persembahan kepada ilah lain.
Tuhan memberi perintah kepada Musa dan bangsa Israel untuk menyempurnakan ibadah simbolik. Mereka sudah membuat Kemah Kesaksian pada waktu mereka di padang gurun. Kemudian pada waktu Daud, Tuhan memberikan kasih karunia kepada Daud yang meminta kepada Tuhan supaya bisa mendirikan tempat kediaman bagi Tuhan. Tetapi pada akhirnya Salomolah yang mendirikan rumah untuk Tuhan. Tetapi Tuhan tidak akan mungkin tinggal di tempat yang terbatas itu. Melalui nabi, Tuhan sendiri mengatakan: “Langit adalah tahta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku.” Meskipun Tuhan tidak tinggal di situ, tetapi Bait Suci itu dijadikan simbol penyertaan dan kehadiran Tuhan.
Setelah menjelaskan semuanya itu, Stefanus memanggil orang-orang yang menyidangnya sebagai orang-orang yang keras kepala, tidak bersunat hati dan telinga, serta menentang Roh Kudus. Stefanus menyamakan mereka dengan nenek moyang mereka yang selalu menentang Musa dan menentang Tuhan. Mereka bahkan telah menganiaya para nabi yang diutus oleh Tuhan kepada mereka. Selain itu, mereka juga membunuh orang-orang yang terlebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar. Orang Benar itu adalah Yesus Kristus, yang pada akhirnya juga disalibkan dan dibunuh oleh bangsa Israel sendiri. Mereka telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh para malaikat, tetapi mereka tidak mau menurutinya. Pernyataan Stefanus ini sangat keras. Stefanus tidak hanya menyindir, tetapi benar-benar menunjukkan kesalahan yang telah dilakukan oleh orang-orang yang ada di hadapannya itu.
Views: 4