Kisah Para Rasul 5:1-11
Banyak orang Kristen mula-mula yang mempersembahkan harta mereka. Mereka menjual ladang atau rumah, lalu membawa uang hasil penjualan tersebut dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Ada nama-nama yang disebut. Salah satunya adalah Yusuf atau Barnabas, seorang Lewi dari Siprus. Selain karena ancaman dan penganiayaan, sepertinya pada saat itu sudah ada pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Karena itu mereka tidak terlalu berharap atau fokus pada hal-hal yang duniawi.
Nama lain yang disebut, yang menjual tanah dan mau mempersembahkan uangnya adalah pasangan suami istri, yaitu Ananias dan Safira. Hanya saja mereka berbohong kepada para rasul. Mereka menahan atau menyimpan sebagian dari hasil penjualan tanah. Sebagian lagi diserahkan kepada rasul-rasul, tetapi dia mengatakan bahwa itu adalah semua hasil penjualan tanah. Mereka memberi tetapi tidak ikhlas, supaya dia mendapatkan nama baik. Dalam hati mereka ingin dihormati dan dipuji. Tetapi justru mereka mendapatkan celaka. Bahkan sampai sekarang, hampir tidak ada orang Kristen yang memberi nama anaknya Ananias atau Safira. Yang mereka lakukan sepertinya sepele, yaitu berbohong, tetapi akibatnya sangat fatal.
Hati Ananias sudah dikuasai oleh Iblis, sehingga dia mendustai Roh Kudus. Tidak diceritakan bagaimana sebenarnya yang terjadi pada Ananias pada waktu itu. Kita tidak mendapatkan informasi yang lengkap tentang Ananias, apakah dia sudah lahir baru atau belum. Hari-hari ini, kita mungkin juga tidak tahu apa isi hati manusia. Banyak orang Kristen begitu rajin melakukan kegiatan-kegiatan rohani, tetapi tidak bisa dipastikan apakah itu dilakukan karena mengasihi Tuhan atau karena sedang menginginkan sesuatu.
Dalam hal itu, kita bisa memeriksa hati kita masing-masing. Selama ini, ketika kita menjadi orang Kristen, apakah kita benar-benar sudah lahir baru? Bagaimana dengan hati kita, dikuasai oleh Roh Kudus atau dikuasai oleh Iblis? Bagaimana dengan mulut kita, apakah penuh dengan kebenaran atau kebohongan? Hanya kita sendiri dan Tuhan yang tahu. Baik bagi kita untuk mengingat apa yang dikatakan di dalam Efesus 5:15-17, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”
Seandainya Ananias dan Safira tidak mempersembahkan, itu juga tidak menjadi masalah. Tanah dan uang itu masih milik Ananias dan Safira. Jika memang mau mempersembahkan sebagian, lebih baik mengatakan sebagian, bukan mengatakan seluruhnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa hari-hari ini banyak juga orang yang melakukan hal seperti ini. Bedanya, orang-orang yang melakukan hal itu saat ini, tidak langsung mati.
Kuasa seorang rasul dinyatakan pada peristiwa ini. Ketika Ananias dan Safira berdusta kepada Petrus, sebenarnya mereka sedang mendustai Tuhan. Sebenarnya mereka tidak sedang mempersembahkan uang mereka kepada Petrus, tetapi kepada Tuhan. Dengan kuasa khusus yang diberikan oleh Tuhan kepada para rasul, maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.
Views: 52