Tanda Mesias dan Rasul (Jelajah PB 343)

Yohanes 9:20-34

Orang Yahudi sebenarnya heran, karena melihat kesembuhan yang dialami oleh orang yang buta sejak lahir tersebut. Tetapi mereka mencoba mencari pembenaran dan mengeraskan hati mereka sendiri. Mereka tidak mau percaya begitu saja, sehingga harus mencari orangtua dari orang yang disembuhkan dari buta tersebut. Orangtuanya sendiri mengakui dan berkata bahwa itu adalah anak mereka dan memang anak tersebut buta sejak lahir. Tetapi soal bagaimana anak itu mendapatkan kesembuhan, orangtua itu tidak mau berbicara. Dia mengatakan tidak tahu tentang bagaimana anaknya bisa mengalami kesembuhan. Orangtuanya itu berkata supaya orang-orang Farisi tersebut langsung bertanya kepada orang yang disembuhkan tersebut karena orang itu sudah dewasa, sudah bisa mempertanggungjawabkan segala sesuatu atas dirinya sendiri.

Selain itu orangtuanya berkata demikian karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi tersebut. Dia sedang diintimidasi. Sebagian besar orang tahu bahwa setiap orang di antara mereka yang mengakui Yesus sebagai Mesias, maka mereka akan dikucilkan dari komunitas Yahudi mereka. Orang yang mengalami ketakutan tidak akan bisa bersaksi dan mengajarkan firman Tuhan dengan benar. Dia tidak memiliki kebebasan untuk menyatakan pendapatnya, menyatakan apa yang diyakininya. Barangsiapa mau mengikut Yesus, maka dia harus menyangkal diri dan memikul salibnya sendiri. Orang yang memikul salib adalah orang yang sudah dijatuhi hukuman mati dan tidak akan mungkin dapat kebebasan secara jasmani.

Orang-orang yang tidak beres hidupnya, yang tidak takut akan kebenaran, merekalah yang suka mengancam orang yang sedang menyatakan kebenaran. Itulah yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Mereka tidak bisa lagi meredam popularitas dari Yesus Kristus. Mereka juga tidak bisa menanggapi pengajaran Yesus Kristus. Makin banyak orang yang percaya dengan pengajaran Yesus Kristus, maka itu mengancam kepentingan dan kekuasaan dari para pemimpin Yahudi. Karena mereka tidak bisa mengajarkan yang benar, maka mereka menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk mengancam orang. Ketidakbenaran selalu memakai kekerasan dan ancaman.

Orang-orang Farisi memanggil kembali orang yang telah sembuh dari buta itu. Mereka bahkan menuduh Yesus sebagai orang berdosa. Bahkan tuduhan yang mereka sebutkan itu pun tidak ada buktinya. Akhirnya orang-orang Farisi itu bersoal jawab dengan orang yang telah sembuh dari buta tersebut. Dari sana kita bisa melihat bahwa orang-orang Yahudi itu hanya mencari pembenaran. Mereka benar-benar tegar tengkuk dan tidak mau mengakui Yesus sebagai Mesias. Meskipun mereka membawa-bawa nama Musa, tetapi tindakan mereka tidak mencerminkan sebagai murid Musa. Bahkan orang yang sembuh dari buta itu berani bersaksi bahwa dari dahulu sampai saat itu tidak ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jika Yesus tidak datang dari Tuhan, Ia tidak dapat berbuat apa-apa, tidak akan pernah melakukan mujizat.

Yesaya 35:5-6 telah dinubuatkan bahwa salah satu tanda Mesias adalah bisa melakukan mujizat, mencelikkan orang buta, menyembuhkan orang tuli, dsb. Di dalam 2 Korintus 12:12, para rasul juga diberikan tanda, yaitu kuasa untuk melakukan mujizat. Selebihnya tidak ada lagi yang diberikan kuasa untuk melakukan mujizat, kecuali nanti muncul mesias-mesias palsu yang menggunakan mujizat-mujizat yang dahsyat. Mereka bahkan melakukannya di dalam nama Yesus. Karena itu, kita sebagai orang percaya harus hati-hati, supaya tidak gampang disesatkan oleh mesias-mesias palsu yang muncul pada hari-hari ini.

Views: 37

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top