Ketika Tuhan Yesus Marah (Jelajah PB 309)

Yohanes 2:12-14

Selanjutnya, Yesus, Maria dan para murid pergi ke Kapernaum dan tinggal sementara di sana. Tercatat di injil yang lain bawa Tuhan Yesus beserta sanak saudaranya pindah dari kota Nazaret menuju ke Kapernaum. Akhirnya Dia memang menjadi penduduk di Kapernaum. Kapernaum adalah kota yang lebih dekat lagi dengan danau Galilea.

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Sebagai orang Yahudi yang sudah akil balik, taat dan setia, sekurang-kurangnya tiga kali dalam satu tahun harus berbakti kepada Tuhan di bait Allah di Yerusalem. Tiga kali itu adalah pada hari Paskah, Pentakosta dan hari Pondok Daun. Tuhan Yesus sendiri mulai melayani dan memberitakan Injil sekitar umur tiga puluh tahun. Pelayanan-Nya bersama dengan para murid sekitar tiga setengah tahun.

Sesampai Tuhan Yesus di Yerusalem, Dia mendapati ada banyak pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penuh dengan para penukar uang. Mereka duduk dan berdagang di pelataran bait Allah. Tuhan Yesus marah kepada mereka. Bukan berarti orang Kristen dilarang untuk berdagang atau berjualan. Ada alasan yang penting yang membuat Tuhan Yesus marah.

Di dalam Perjanjian Lama, dari sejak manusia jatuh ke dalam dosa sampai hukum Taurat diturunkan, ada masa yang disebut dengan masa ibadah simbolik sederhana. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan berjanji akan mengirimkan Juruselamat (Kejadian 3:15). Sebelum Juruselamat yang dijanjikan itu datang, Tuhan memberikan perintah kepada manusia untuk melakukan ibadah simbolik sederhana untuk menggambarkan pengorbanan Sang Juruselamat yang akan datang tersebut. Ibadah simbolik sederhana yang dilakukan pada saat itu adalah, orang mengambil seekor domba, domba itu ditaruh di atas mezbah, sambil mengaku dosa domba itu disembelih. Hal ini menggambarkan bahwa dosa tidak bisa diselesaikan dengan perbuatan baik manusia. Dosa tidak bisa diselesaikan sendiri oleh manusia. Dosa bisa diselesaikan jika dijatuhi hukuman dan hukumannya adalah hukuman mati. Karena itu, seharusnya manusia yang jatuh ke dalam dosa dihukum mati. Tetapi Tuhan telah berjanji untuk mengirimkan Juruselamat untuk menanggung hukuman itu. Sebelum Juruselamat itu datang, maka gambaran pengorbanan Sang Juruselamat itu disimbolkan dengan penyembelihan domba tersebut. Sebenarnya ibadah simbolik ini sudah diajarkan kepada Adam dan Hawa, lalu mereka juga mengajarkan kepada keturunannya.

Kemudian, sejak hukum Taurat diturunkan sampai Yohanes Pembaptis berseru-seru di padang gurun, ibadah simbolik sederhana ini disempurnakan. Awalnya bait Allah dibuat dari tenda, mulai pada zaman Musa. Kemudian pada zaman Daud dan Salomo, dibangunkan gedung yang kemudian disebut dengan Bait Allah. Di dalam bait Allah itu dilaksanakan keseluruhan ibadah simbolik yang lengkap. Tujuan dari ibadah simbolik tersebut adalah untuk mengingat janji Tuhan bahwa akan dikirim Juruselamat.

Orang Yahudi harus setia melaksanakan ibadah simbolik. Ibadah simbolik sesudah didirikan bait Allah, semuanya dilakukan di Yerusalem, yaitu di bait Allah tersebut. Karena Juruselamat akan datang dan keselamatan akan disampaikan dari Yerusalem. Karena itu semua orang Yahudi yang merantau dan tinggal di luar Yerusalem atau bahkan di luar Israel, jika mereka berdoa, mereka harus menghadap ke kota Yerusalem. Karena, setelah orang Israel pergi merantau ke mana-mana, mereka harus tetap diingatkan bahwa janji Tuhan untuk kirim Sang Juruselamat, berita keselamatan itu akan dimulai dari kota Yerusalem. Karena itulah kota Yerusalem menjadi kota yang penting pada waktu itu, sehingga bangsa Israel yang sudah akil balik akan datang ke Yerusalem untuk menyembah Tuhan paling kurang tiga kali dalam satu tahun.

Views: 62

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top