Ibadah Simbolik Perjanjian Lama (Jelajah PB 310)

Yohanes 2:13-14

Pada waktu zaman Tuhan Yesus, bait Allah yang ada itu kemungkinan yang ketiga. Karena bangsa Israel sendiri sering masuk ke masa pembuangan dan bait Allah beberapa kali diruntuhkan kemudian dibangun kembali. Tuhan mau ketika bait Allah itu dibangun, memiliki pelataran yang luas. Pelataran itu dibangun supaya bangsa-bangsa non-Yahudi juga mempunyai kesempatan untuk menyembah Tuhan yang disembah oleh bangsa Yahudi. Sedangkan untuk bangsa Yahudi, sudah ada tempat untuk mereka yaitu di dalam bait Allah. Tuhan berharap bangsa Yahudi menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, bersaksi untuk bangsa yang lain supaya bangsa lain juga menyembah Tuhan. Supaya bangsa-bangsa lain juga ikut menerima janji Tuhan yang akan kirim Juruselamat, untuk menyelamatkan semua bangsa di dunia.

Ibadah simbolik adalah ibadah lahiriah, jasmaniah dan berbentuk ritual. Karena itu kesucian yang dituntut pada masa itu adalah kesucian jasmaniah. Karena perlu menjaga kesucian jasmani, maka mereka dilarang untuk memakan makanan tertentu yang disimbolkan sebagai kenajisan atau haram. Penyakit kusta pada waktu itu juga dipakai untuk mensimbolkan kutukan. Hari Sabat juga merupakan simbol, untuk menjaga kesucian hari-hari tertentu, hari yang dikhususkan untuk menyembah Tuhan. Barangsiapa mengasihi Tuhan, maka dia akan memelihara hari Sabat.

Di dalam ibadah simbolik ini, Tuhan berharap bangsa Yahudi bisa memberitahukan kepada semua bangsa yang ada di dunia ini untuk melakukan hal yang sama. Supaya bangsa lain juga ikut menantikan Sang Juruselamat yang dijanjikan oleh Tuhan. Pada zaman raja Salomo, bangsa Israel pernah melakukan kesaksian yang baik kepada bangsa-bangsa lain. Sampai ratu Syeba datang ke Yerusalem untuk melihat hikmat Salomo. Ada juga saat-saat bangsa Israel tidak menjadi kesaksian yang baik, terutama pada zaman nabi Yesaya dan Yeremia. Justru bangsa Israel menyembah berhala. Ini tentu tidak menjadi kesaksian yang baik, sehingga bangsa-bangsa lain tidak bisa mendengar berita keselamatan yang seharusnya disampaikan oleh bangsa Israel. Karena itu Tuhan membuang mereka sekitar tujuh puluh tahun ke Babel.

Demikian juga pada saat Tuhan Yesus datang ke Yerusalem, bangsa Israel juga tidak menjadi kesaksian bagi bangsa lain. Ketika menjelang hari Paskah, bisa dipastikan kota Yerusalem menjadi ramai. Dipastikan juga akan ada banyak para pedagang bahan-bahan korban, yang akan dipakai untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Hal itu terjadi karena tidak mungkin orang-orang dari luar Yerusalem harus membawa domba jauh-jauh menuju ke Yerusalem. Lebih praktis buat mereka untuk membawa uang, lalu membeli domba korban di Yerusalem. Biasanya, siapa yang menjual domba paling dekat dengan baik Allah, itulah yang paling laku.

Diduga, para imam akan mengizinkan orang-orang tertentu untuk berdagang di dekat bait Allah. Lama kelamaan, akhirnya mereka mengizinkan perdagangan dilakukan di pelataran bait Allah. Padahal seharusnya pelataran itu dipakai oleh orang-orang non-Yahudi untuk menyembah Tuhan. Mereka menjual binatang-binatang korban di sana, seperti domba, lembu dan merpati. Bangsa lain terhalangi untuk ikut menyembah Tuhan, untuk ikut melakukan ibadah simbolik. Disitu juga disebut ada penukar uang. Itu adalah akal jahatnya para imam pada waktu itu. Mereka membuat peraturan bahwa uang yang dicetak oleh pemerintahan Romawi tidak diterima masuk ke dalam bait Allah. Karena itu para imam mencetak sendiri uang khusus untuk persembahan di bait Allah. Karena itu setiap orang yang akan mempersembahkan uang, mereka harus menukar dulu uang Romawi ke dalam uang yang dicetak oleh para imam tersebut.

Views: 33

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top