Jelajah PB 380 (Yohanes 18:1-8)

Setelah Yesus dan para murid mengadakan perjamuan Tuhan, mereka menuju ke seberang sungai Kidron (sebelah timur Bait Suci), ke suatu taman yang disebut Getsemani. Taman ini berada di luar tembok Yerusalem sebelah timur. Sebelumnya Yesus telah menetapkan perjamuan Tuhan, sebagai suatu upacara untuk mengingat akan kematian-Nya. Istilah yang dipakai di dalam Alkitab adalah perjamuan Tuhan, bukan perjamuan kudus. Hal tersebut tertulis di dalam 1 Korintus 10:21; 11:20.

Sepertinya Tuhan Yesus dan para murid sering berada di taman Getsemani. Yudas juga tahu tempat itu. Yudas akhirnya datang ke taman itu dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh para imam kepada dan orang-orang Farisi, lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. Pasukan penjaga Bait Allah berada di bawah pimpinan imam besar pada waktu itu. Para pembesar Bait Allah memutuskan untuk menangkap Yesus, setelah mereka menerima “penjualan Yesus” dari Yudas Iskariot dengan harga tiga puluh keping perak. Yudas telah memperlakukan Tuhan Yesus seperti budaknya. Memang pada waktu itu orang masih bisa menjual budak, bahkan menjual istri dan anaknya. Orang bisa membelinya dan memperlakukan orang yang telah dibelinya itu semaunya.

Yesus sudah tahu apa saja yang akan menimpa diri-Nya setelah itu. Yesus kemudian maju ke depan dan bertanya kepada mereka, siapa yang sedang mereka cari? Ketika Yesus menjawab, “Akulah Dia”, orang-orang yang mau menangkap-Nya mundur dan terjatuh. Sebenarnya orang-orang tersebut tidak akan mampu untuk menangkap Yesus. Yesus menunjukkan bahwa Dia berkuasa atas semua orang tersebut. Yesus pada akhirnya mengikuti mereka bukan karena mereka telah menangkap Yesus, tetapi karena memang Yesus menyerahkan diri kepada mereka. Memang pada waktu itu sudah tiba waktunya Dia disalibkan, karena itu Dia menyerahkan diri. Yesus adalah Tuhan, yang bisa membela diri atau menghilang pada saat itu juga untuk menghindari mereka. Tetapi Yesus tidak melakukan itu, karena Dia tahu apa yang seharusnya akan Dia perbuat.

Yesus bukan tidak mampu untuk melawan mereka. Tanpa menyentuh pun, hanya dengan perkataan saja, mereka yang akan menangkap Yesus sudah mundur dan terjatuh. Padahal mereka membawa persenjataan lengkap. Yesus tahu bahwa besok harinya adalah tanggal 14 bulan Nisan. Pada tanggal tersebut, orang-orang Yahudi akan menyembelih seekor domba dan memoleskan darah di kusen pintu mereka. Itu adalah peringatan bahwa Tuhan telah melaksanakan tulah yang ke-10 pada waktu di Mesir dulu. Tuhan Yesus adalah yang digambarkan dengan domba pada waktu itu. Bukan suatu kebetulan jika sesuatu yang telah disimbolkan di Perjanjian Lama kemudian digenapi pada saat Tuhan Yesus berada di dunia. Tuhan Yesus telah menggenapkan tiap-tiap perkataan yang ada di dalam hukum Taurat, yang menubuatkan tentang Sang Juruselamat. Tidak ada satu iota pun hukum Taurat yang akan gagal atau hilang, tetapi semuanya itu digenapi oleh Tuhan Yesus.

Yesus bertanya kepada mereka sebanyak dua kali. Yesus ingin menunjukkan bahwa yang akan menangkap Dia adalah orang-orang yang tidak berdaya, yang tidak memiliki kekuatan dan kesanggupan apapun. Yesus ingin menunjukkan bahwa Dialah yang menyerahkan diri kepada mereka. Justru Tuhan Yesus datang ke dunia sebenarnya untuk menolong mereka juga, orang-orang yang akan menangkap Dia. Ketika Yesus menyerahkan diri, Yesus meminta supaya para murid tidak ditangkap, tetapi mereka dibiarkan pergi.

Views: 1

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top