Jelajah PB 361 (Yohanes 13:21-30)

Tuhan Yesus terharu karena ada salah satu dari murid-Nya yang akan menyerahkan Yesus kepada para imam kepala orang Yahudi. Memang sudah ada nubuatan bahwa akan ada orang yang menjual Yesus, tetapi sebenarnya tidak harus Yudas Iskariot yang menggenapi. Yudas Iskariot melakukan itu atas kehendaknya sendiri, tidak ada paksaan dari siapapun. Selain Yudas, ada banyak kemungkinan orang lain yang bisa menggenapi nubuatan negatif tersebut. Sama halnya dengan nubuatan yang ditulis dalam Matius 24 bahwa di akhir zaman ada banyak penyesat yang akan datang. Penyesat itu akan menyesatkan banyak orang dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Kita harus berhikmat, supaya jangan sampai kita menggenapi nubuatan negatif tersebut. Jangan sampai kita adalah orang yang disesatkan itu atau bahkan menjadi penyesat itu.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Yesus, maka para murid memandang seorang kepada yang lain. Di dalam kisah tersebut dinyatakan juga mengenai seorang murid yang dikasihi Yesus, bersandar di sebelah kanan Yesus. Itu adalah Yohanes, penulis kita Injil ini. Dia adalah murid yang paling muda pada waktu itu, diperkirakan usianya belum sampai dua puluh tahun. Petrus memberi isyarat kepada Yohanes supaya menanyakan kepada Yesus, siapa sebenarnya yang akan mengkhianati Yesus. Kemudian Yohanes bertanya kepada Yesus. Yesus menjawab bahwa yang akan mengkhianati Yesus adalah orang yang akan menerima roti setelah roti tersebut dicelupkannya. Pada saat mengatakan itu, mungkin Yudas Iskariot pun tidak mendengarnya. Kemungkinan hanya Yohanes dan Petrus saja yang tahu. Sesudah berkata seperti itu, Tuhan Yesus mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.

Sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Setelah itu Yesus berkata kepada Yudas dan kepada Iblis yang merasuki Yudas tersebut, “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” Memang sudah ada keinginan jahat yang sudah timbul di hati Yudas, yaitu untuk mendapatkan uang dengan segala cara. Mungkin Yudas sudah memikirkan hal tersebut selama berhari-hari, bagaimana cara bisa menjual Yesus dan mendapatkan uang dengan cepat. Murid-murid yang lain tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Mungkin hanya Yohanes dan Petrus saja yang menyadari atau mulai curiga dengan hal tersebut. Murid-murid yang lain menyangka bahwa Tuhan Yesus menyuruh Yudas untuk melakukan hal lain, karena Yudas adalah bendahara serta memegang uang kas.

Pada dasarnya, Yesus juga mengasihi Yudas dan bahkan sangat mempercayainya. Karena itulah dia diberi tugas untuk menjadi pemegang uang kas di dalam pelayanan Yesus beserta para murid. Sebelumnya pasti tidak ada yang menyangka bahwa Yudas Iskariot melakukan perbuatan yang sangat tidak terpuji itu. Seluruh perbuatan Yudas Iskariot baru terbongkar kemudian. Sebelumnya tidak ada yang menyangka bahwa Yudas adalah seseorang yang licik, yang penuh dengan tipu daya, munafik dan penuh kejahatan.

Bukan berarti Yesus gagal memuridkan seseorang atau Yesus tertipu oleh Yudas. Yesus sudah tahu hal itu sebelumnya (Yohanes 6:70; 13:11). Karena itulah di ayat 21 Yesus sangat terharu. Dia mengetahui bahwa orang yang dikasihi-Nya akan mengkhianati Dia. Seandainya, setelah Yudas Iskariot melakukan kejahatannya, kemudian ia bertobat dan meminta ampun kepada Yesus, pastilah Yesus akan mengampuninya. Tetapi ternyata keputusan yang diambilnya berbeda.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top