Yohanes 19:13-22
Pilatus berusaha untuk membebaskan Yesus. Tetapi orang-orang Yahudi justru mengancam Pilatus dengan berkata bahwa jika Pilatus membebaskan Yesus, maka Pilatus dianggap bukan sahabat Kaisar. Teriakan ini yang ditakutkan oleh Pilatus. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar. Ini tuduhan yang terus diarahkan kepada Yesus, supaya Yesus dianggap sebagai pemberontak, karena telah mengaku menjadi raja.
Dengan teriakan-teriakan orang Yahudi, maka keadilan tidak akan pernah terjadi. Kebenaran tidak akan pernah nampak jika selalu kalah dengan teriakan dan kekerasan. Tidak ada sesuatu yang positif yang bisa dihasilkan dari pengerahan massa dan kekerasan. Suasana itu akan menambah kekacauan dan ketakutan bagi banyak orang. Iblis akan memanfaatkan situasi semacam itu untuk kepentingannya.
Mendengar semua perkataan dan teriakan orang Yahudi tersebut, Pilatus akhirnya menyuruh membawa Yesus ke luar. Pilatus duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata, artinya adalah punggung bukit atau punggung tempat yang tinggi. Hari itu adalah hari persiapan Paskah. Orang-orang Yahudi terus menekan Pilatus dengan menggunakan nama Kaisar. Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.
Orang-orang Yahudi menerima Yesus untuk disalibkan, karena sudah ada keputusan dari Pilatus. Meskipun Pilatus sendiri masih bingung, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena ancaman orang Yahudi yang membawa-bawa nama Kaisar. Yesus keluar dari tempat itu sambil memikul salib-Nya menuju ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Disitulah Yesus disalibkan bersama dengan dua orang lain di sebelah kiri dan kanan-Nya. Pilatus juga menyuruh memasang tulisan di atas salib itu, bunyinya: “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” Kata-kata itu ditulis dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Orang-orang dengan mudah bisa membaca tulisan itu.
Orang Yahudi ingin mengubah tulisan tersebut. Mereka tidak terima jika Yesus adalah Raja orang Yahudi. Karena itu mereka meminta tulisan itu diubah menjadi “Ia mengatakan, Aku adalah Raja orang Yahudi.” Tetapi dalam hal ini Pilatus tegas mengatakan bahwa apa yang sudah ditulisnya, tetapi tertulis dan tidak boleh diubah-ubah lagi. Semuanya sudah sesuai dengan apa yang telah dituliskan, seperti yang ada di dalam Mazmur 22. Jika Yesus mau dan menganggap pengadilan Pilatus tidak adil, Dia bisa naik banding dan minta diadili langsung oleh Kaisar di Roma. Tetapi semuanya itu tidak dilakukan oleh Yesus. Yesus memilih untuk diam, karena memang itulah yang seharusnya terjadi atas-Nya.
Mazmur 22 telah menggambarkan apa yang akan terjadi di dalam peristiwa penyaliban Yesus itu. Teriakan “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” juga diteriakan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib. Tuhan Yesus yang seharusnya tidak pernah berpisah dengan Bapa, pada saat itu seperti berpisah dengan Bapa karena dosa manusia. Pada saat Tuhan Yesus di atas kayu salib, dosa seluruh dunia, dosa yang terjadi sejak zaman Adam dan Hawa sampai dosa manusia terakhir ditimpakan kepada Tuhan Yesus untuk dijatuhi hukuman. Dengan cara demikian, dosa itu telah dibayar lunas dan sudah selesai.
Views: 10