Pada saat sedang mengajar, ada seseorang yang berkata kepada Yesus supaya Yesus membantu dia mengatakan kepada saudaranya supaya mau berbagi warisan. Kita bisa melihat bahwa Tuhan Yesus tidak mau mengurus hal-hal yang bersifat duniawi dan materi. Tuhan Yesus datang bukan untuk hal tersebut. Karena itulah Tuhan memberikan perumpamaan mengenai orang kaya. Perumpamaan itu sangat tajam memberi tegoran kepada orang tersebut.
Yesus memberi pengajaran supaya berjaga-jaga dan waspada terhadap segala ketamakan. Dari sinilah kita harus berhati-hati dengan pengajaran yang hanya mengejar materi atau duniawi saja. Ada banyak orang yang tertarik ke gereja karena ada janji-janji berkat. Jika hal itu terjadi, maka pengajaran itu sebenarnya bukan yang Tuhan Yesus inginkan. Janji akan berkat materi atau duniawi akan membuat orang cenderung hidup tamak dan tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah didapatkan secara duniawi.
Yesus memberikan perumpamaan mengenai seseorang yang kaya tetapi bodoh. Orang kaya itu mempunyai banyak lumbung. Banyak sekali barang yang disimpan di dalam lumbung itu. Karena terlalu banyak barang, maka lumbung-lumbung yang dia punya sudah tidak muat. Karena itu, dia berpikir untuk melakukan sesuatu. Jika dilihat dari pemikiran duniawi, sebenarnya orang ini tidak bodoh. Dia penuh perhitungan untuk memikirkan harta bendanya. Orang itu berencana untuk merombak lumbungnya supaya lumbungnya semakin besar sehingga dia bisa menyimpan gandum dan barang-barangnya yang lain.
Tetapi, di hadapan Tuhan, orang yang berfokus pada harta benda dan materi, orang yang tamak dalam hal materi, dia adalah orang bodoh. Orang tersebut tidak memperhatikan sesuatu yang lebih bernilai. Harta dunia memang sangat berguna. Manusia bisa menikmati harta dunia untuk kesenangan hati. Tetapi, jikalau dibandingkan dengan harta rohani dan sorgawi yang bersifat kekal, maka materi di bumi ini tidak akan memiliki arti apa-apa. Karena itu, Tuhan menilai orang ini sebagai orang yang bodoh.
Memang selama kita di dunia ini, kita perlu materi ini. Tetapi kita bisa mencari dan menggunakan secukupnya. Jika kita diberikan kesempatan untuk memiliki harta duniawi lebih dari cukup, maka bisa dipakai untuk pembiayaan pemberitaan Injil. Dengan demikian kita sedang mengumpulkan harta di sorga.
Orang kaya itu bisa berencana atas hidupnya. Tetapi kehendak Tuhan bisa berbeda. Ada orang-orang yang terjebak hanya untuk mengumpulkan harta di dunia, sampai mereka sendiri tidak bisa menikmati apa yang telah mereka kumpulkan. Hampir seluruh kehidupannya dipakai untuk mencari uang. Itu menjadi tujuan utama bagi banyak orang. Tetapi, setelah mereka sangat kaya, mereka tidak sadar bahwa maut sudah ada di depan mata mereka. Pada saat itulah orang tidak bisa lagi menikmati kekayaan yang dicarinya selama bertahun-tahun. Ketika dia meninggal, maka harta itu menjadi masalah baru bagi keluarganya, menjadi rebutan bagi keluarganya.
Tuhan menginginkan kita berhikmat dan mempunyai prioritas dalam kehidupan kita. Orang tidak akan bisa menikmati hartanya jika dia hanya mengumpulkan harta di dunia dan tidak kaya di hadapan Tuhan secara rohani.
Views: 3