Ada seorang Farisi yang bernama Simon mengundang makan Yesus di rumahnya. Pada saat makan, ada seorang perempuan datang, membawa minyak wangi. Sambil menangis perempuan itu meminyaki kaki Tuhan Yesus serta mengelap kaki Yesus dengan rambutnya. Rambut perempuan adalah bagian tubuh yang melambangkan kehormatan, tetapi dipakai untuk mengelap kaki Tuhan Yesus.
Simon yang mengundang Yesus sebenarnya tahu bahwa perempuan itu adalah perempuan yang tidak beres. Simon berpikir dalam hatinya, “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.” Yesus lebih dari nabi, Dia adalah Tuhan, Dia tahu persis siapa perempuan itu sebenarnya. Sebenarnya bukan hanya perempuan itu yang berdosa, tetapi Simon dan orang-orang yang ada di rumah itu juga berdosa. Seringkali sebagai sesama manusia, kita berpikir bahwa orang lain lebih berdosa daripada kita. Tetapi di hadapan Tuhan Yesus, semua manusia sudah berdosa. Satu titik dosa saja sudah tidak bisa membuat kita masuk sorga, karena sorga adalah tempat yang maha kudus.
Jika kita boleh menghampiri Tuhan, mengapa perempuan itu tidak boleh menghampiri Tuhan? Karena Tuhan Yesus sudah menanggung dosa seisi dunia, maka semua orang boleh menghampiri Dia. Semua orang boleh menerima kasih karunia-Nya. Bisa mengaminkan bahwa Yesus telah dihukumkan menggantikan dirinya.
Tuhan Yesus tahu isi hati perempuan itu. Perempuan itu telah menyesali dosanya. Dia sudah menyesali semua perbuatannya. Sekarang dia datang kepada Tuhan Yesus untuk mengucap syukur. Simon juga sudah merasa mendapatkan kasih karunia Tuhan, yaitu kustanya sudah disembuhkan. Tetapi sepertinya ucapan syukur Simon yang diberikan kepada Tuhan tidak sebesar ucapan syukur yang diberikan oleh perempuan itu kepada Tuhan Yesus. Bisa jadi ucapan syukur Simon karena dia telah disembuhkan dari kusta. Sedangkan ucapan syukur perempuan ini adalah bentuk pertobatannya. Dia merasa orang yang berdosa, yang tidak layak di hadapan Tuhan. Seharusnya dia masuk neraka, tetapi kini dia diselamatkan.
Karena itu Yesus sengaja menyindir Simon dengan berkata bahwa ketika Yesus datang, Simon tidak membasuh kaki Yesus. Sedangkan perempuan itu membasuh kaki Yesus dengan air matanya. Simon juga tidak memberikan minyak di kepala Yesus (salah satu tradisi orang Yahudi untuk menyambut tamu terhormat). Simon tidak mencium Yesus, tetapi perempuan itu mencium kaki Yesus terus menerus. Ini adalah bentuk pertobatannya, dia tahu siapa dirinya yang tidak layak dihadapan Tuhan Yesus.
Perempuan ini menginginkan pernyataan dari Tuhan Yesus bahwa dosanya sudah diampuni. Tuhan Yesus tahu kerinduan dari perempuan ini. Yesus kemudian memang menyatakan bahwa dosa perempuan itu diampuni. Setelah itu baru perempuan itu bisa pergi dengan tenang. Yesus juga menyatakan bahwa iman perempuan itu telah menyelamatkannya. Ini adalah perkataan Tuhan yang sangat membahagiakan dia. Orang tahu siapa dia sebelumnya, tetapi Yesus, Sang Juruselamat, telah memberikan keselamatan itu kepada perempuan tersebut karena imannya. Demikian juga dengan kita, harus merendahkan hati kita untuk bertobat dan percaya kepada Yesus. Iman itulah yang akan menyelamatkan kita.
Views: 13