Jelajah PB 93 (Markus 2:1-12)

Sekali lagi kita melihat bahwa Injil Markus dicatat tidak berurutan dengan sistematika yang kurang teratur. Tetapi kita akan melihat, bukan dari sisi sistematika penulisannya, tetapi kita lihat bahwa fakta yang ditulis itu benar-benar terjadi dan melengkapi Injil yang lain. Kitab ini ditulis sekitar tahun 60 M dan dicatat pada saat Markus bersama-sama dengan Petrus.

Tercatat Tuhan Yesus kembali ke Kapernaum. Kota Kapernaum adalah kota yang diberkati oleh Tuhan, karena banyak mujizat yang dilakukan di kota tersebut. Tetapi penduduk Kapernaum banyak yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Mereka hanya menyadari bahwa Yesus adalah orang hebat. Mereka terpukau dengan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Demikian juga hal tersebut terjadi juga pada saat ini. Orang-orang Kristen lebih sering terpukau dengan mujizat daripada ajaran Yesus itu sendiri. Mereka semangat mengejar Yesus karena ada yang ajaib, bukan karena Yesus itu sendiri.

Pada saat itu tersiar kabar bahwa Yesus ada di rumah. Lalu berdatanganlah banyak orang, sampai tidak ada lagi tempat, bahkan pintu pun sampai tertutup. Tidak ada lagi yang bisa masuk ke rumah tersebut. Ada orang yang lumpuh dan digotong oleh teman-temannya. Mereka tidak bisa masuk rumah, sampai membuka atap dan menurunkan tilam dari atas atap. Rumah mereka tentu tidak seperti rumah kita yang ada pada saat ini. Atap rumah mereka biasanya datar. Biasanya ada lobang di atas yang bisa dibuka. Dari situlah mereka menurunkan orang lumpuh tersebut beserta dengan tilam-tilamnya.

Mereka sangat yakin bahwa Yesus sanggup menyembuhkan orang lumpuh tersebut. Artinya, mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Iman yang diharapkan oleh Tuhan pada waktu itu, bukan iman bahwa Yesus sanggup mengadakan mujizat dan menyembuhkan orang sakit. Iman yang diharapkan oleh Yesus pada saat itu adalah bahwa orang-orang percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Semua mujizat dilakukan oleh Yesus untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Jika mereka tidak mengerti akan hal ini, mereka pada akhirnya akan tetap mati di dalam dosa.

Tuhan Yesus melihat bahwa iman mereka besar, maka Yesus berkata kepada orang lumpuh itu bahwa dosanya sudah diampuni. Ketika Tuhan Yesus mengucapkan kalimat ini, para ahli Taurat yang ada di situ langsung berpikir di dalam hati bahwa Yesus sedang menghujat Allah. Memang tidak ada satu orang pun boleh mengampuni dosa, jikalau bukan Tuhan. Jika seseorang berbuat jahat kepada kita, dia bisa datang minta ampun kepada kita dan kita mengampuninya. Tetapi jika ada seseorang berbuat jahat kepada orang lain, kita tidak punya hak untuk mengampuninya. Itu adalah wewenang Tuhan, yaitu mengampuni dosa seseorang yang bersalah terhadap orang lain.

Orang-orang Farisi menganggap bahwa Yesus menghujat Allah. Menghujat artinya menempatkan posisi menjadi Allah. Tetapi Yesus mengetahui apa yang mereka pikirkan. Yesus sengaja mengampuni dosa orang itu, supaya semua orang yang ada di situ tahu bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang berkuasa mengampuni dosa. Disebut Anak Manusia karena Juruselamat harus datang sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia. Mujizat tidak akan menyelamatkan siapapun. Hanya percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, itulah yang bisa menyelamatkan manusia dari maut.

Views: 36

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top