Saat ini kita masuk pada Injil Markus. Kitab ini merupakan kitab Injil yang paling pendek di antara Injil lain, yaitu Matius, Lukas dan Yohanes. Penulis Injil ini adalah Yohanes Markus, yang pernah bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas pergi pelayanan misi. Papias (bapa gereja abad awal) menyinggung bahwa Markus menuliskan satu perkamen dari Petrus yang tidak bersifat berurutan. Ciri khas Injil Markus antara lain sangat ringkas dan tidak berurut. Irenius juga membuat pernyataan bahwa sesudah kematian Petrus dan Paulus, Markus menuliskan hal-hal yang dikhotbahkan oleh Petrus. Kelihatannya Injil Markus ini adalah cuplikan khotbah Petrus yang didengarkan oleh Markus. Injil Markus ditulis untuk ditujukan kepada orang Roma.
Petrus selalu menyerukan Injil. Injil sebenarnya dimulai sejak Yohanes Pembaptis berseru-seru untuk memberitakan kabar baik. Seruan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis adalah supaya yang mendengarnya bertobat dan memberi diri dibaptis. Yohanes menunjuk kepada Yesus sebagai orang yang lebih berkuasa daripadanya. Siapa yang tidak bisa menerima Yohanes, tidak akan bisa menerima Yesus Kristus. Demikian juga sebaliknya.
Yesus Kristus akhirnya datang dan dibaptis oleh Yohanes. Terlihat di sini bahwa akan banyak peristiwa yang dicatat oleh Markus secara ringkas. Ada kesaksian dari sorga tentang siapa yang sedang dibaptis oleh Yohanes pada saat itu. Jelas bahwa yang dibaptis oleh Yohanes itu bukan sekedar seorang nabi seperti Musa atau Elia. Dia adalah Mesias yang dijanjikan oleh Tuhan, untuk menjadi Juruselamat dan Dia adalah Tuhan sendiri yang datang menjadi manusia. Dia adalah Sang Pencipta langit dan bumi yang sedang mengosongkan diri-Nya untuk menjadi manusia, supaya Dia bisa menyelamatkan manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa.
Kita melihat bahwa tulisan Markus memang tidak detail, karena itu dilengkapi oleh kitab Injil yang lain. Meskipun tidak lengkap dan tidak detail, tetapi hal ini menggambarkan bahwa peristiwa-peristiwa yang ditulis di dalam semua kita Injil benar-benar terjadi, yang disaksikan oleh empat orang.
Sesudah Yohanes ditangkap, maka datanglah Yesus ke wilayah Galilea untuk memberitakan Injil Allah. Kata Yesus, waktunya sudah genap. Utusan Tuhan yang mempersiapkan jalan bagi Sang Juruselamat saja sudah ditangkap. Kita melihat bahwa orang-orang Yahudi pun tidak menentang pembunuhan Yohanes Pembaptis. Mereka tidak berkata kepada Herodes, pada saat Yohanes sudah ditangkap, bahwa ia adalah seorang nabi yang harus dilepaskan. Para imam dan tua-tua tidak peduli dengan Yohanes dan kebenaran yang diberitakannya. Yesus tahu, ketika orang Yahudi tidak mau menerima Yohanes Pembaptis, maka mereka pun tidak akan mau menerima Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan itu.
Ketika Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama, dicatat di dalam injil Matius, Markus dan Lukas. Ini adalah salah satu kegunaan bahwa yang menyaksikan peristiwa itu ada lebih dari dua orang. Artinya, kesaksian itu saling melengkapi dan menjelaskan bahwa peristiwa tersebut benar-benar ada. Tidak bisa melakukan rekayasa peristiwa, jika yang menyaksikan banyak.
Ketika para murid itu dipanggil oleh Tuhan Yesus untuk menjadi penjala manusia, mereka langsung mengikuti Yesus. Mereka meninggalkan segala sesuatu yang mereka kerjakan. Mereka meninggalkan ayahnya bersama dengan orang upahan mereka. Tidak diberitakan bahwa ayahnya marah-marah ketika ditinggalkan oleh anak-anaknya yang mau mengikut Yesus. Bagaimana dengan kita pada saat ini? Apakah kita akan marah jika anak kita memutuskan untuk menjadi pemberita Injil dan pengajar kebenaran?
Views: 10