Jelajah PB 122 (Markus 8:31-9:1)

Mulailah Yesus memberitahukan tentang penderitaan yang akan terjadi pada diri Yesus, bahwa Yesus (Anak Manusia) harus menanggung banyak penderitaan. Yesus akan ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Di dalam sistem masyarakat Yahudi, tua-tua Yahudi dianggap mewakili bangsa itu. Posisi imam mewakili bangsa Yahudi dan sebenarnya juga mewakili Tuhan. Sedangkan ahli Taurat adalah orang-orang yang diberi firman, tetapi mereka menyalahgunakan firman itu untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka semua akan menangkap dan membunuh Yesus. Tetapi Yesus berkata bahwa sesudah tiga hari, Dia akan bangkit dari antara orang mati.

Hal tersebut dikatakan secara terang-terangan oleh Yesus kepada para murid. Dalam hal ini Yesus sudah tidak menggunakan perumpamaan lagi, Dia mengatakan secara literal, terus terang, tidak menggunakan analogi atau gambaran. Mendengar apa yang dikatakan oleh Yesus, Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Pada waktu itu Petrus masih memegang kepercayaan lama, bahwa orang yang diberkati dan disertai oleh Tuhan, tidak akan mengalami kesusahan. Pada saat itulah Yesus menegor Petrus dengan sangat keras. Bahkan Yesus melihat bahwa Petrus sedang dipengaruhi oleh Iblis, yang memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia, bukan memikirkan apa yang dipikirkan oleh Tuhan. Di dalam Perjanjian Baru, kekayaan dan kesuksesan bukan lagi tanda bahwa itu adalah berkat dan penyertaan Tuhan. Artinya, orang yang disertai dan diberkati oleh Tuhan, belum tentu mereka akan diberkati dengan kekayaan atau kesuksesan secara duniawi. Kita melihat Yesus sendiri, bahkan Dia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Demikian juga para rasul, mereka tidak mempunyai kekayaan duniawi. Bahkan ada di antara mereka, seperti Matius, meninggalkan kekayaan duniawinya untuk mengikut Yesus dan menjadi murid-Nya.

Setelah itu Yesus memberikan pengajaran kepada para murid dan kepada kita semua bahwa siapapun juga yang mau mengikut Yesus, mereka harus menyangkal diri masing-masing, memikul salibnya masing-masing, kemudian baru mengikut Yesus. Orang yang karena Injil atau karena Yesus kehilangan nyawanya, justru ia akan memperoleh keselamatan. Sedangkan orang yang mempertahankan nyawanya sampai menyangkal Yesus, justru akan kehilangan nyawanya.

Kita disuruh untuk menyangkal diri. Tuhan tidak bisa menyangkal diri. Tuhan adalah sempurna, sedangkan manusia dengan segala keinginannya, cenderung menginginkan kejahatan. Karena itulah kita harus menyangkal diri kita. Jika Tuhan yang menyangkal diri, bisa jadi kita tidak akan pernah masuk ke sorga. Jika Tuhan menyangkal diri, maka Tuhan bisa membatalkan semua janji yang pernah diucapkan-Nya. Orang yang menyangkal diri dan mengikut Yesus, maka hidup mereka akan berbahagia. Mereka akan menikmati kasih Tuhan.

Di pasal 9 ayat 1 dikatakan bahwa ada orang yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah datang. Kerajaan Allah yang dimaksud di sini adalah keadaan Yesus yang sesungguhnya ketika nanti menjadi Raja. Keadaan tersebut pernah dilihat oleh ketiga murid Yesus, pada saat Yesus membawa mereka ke atas bukit. Hal tersebut akan kita bahas dan renungkan di seri berikutnya, yaitu ketika Yesus berubah rupa di depan mata ketiga orang murid-Nya tersebut.

Views: 77

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top