Jelajah PB 80 (Matius 26:1-13)

Di pasal ini, Matius menceritakan tentang peristiwa penting menjelang perayaan Paskah orang Yahudi. Setelah Matius 25, Tuhan Yesus tidak lagi mengajar para murid, karena Yesus sedang masuk ke dalam puncak dari pelayanan-Nya di dunia, yaitu menyelamatkan dunia dengan mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib.  Yesus tahu bahwa Dia akan disalib dan mati. Ia juga tahu bahwa orang-orang sedang mempersiapkan pembunuhan-Nya. Tuhan Yesus taat, sampai mati di kayu salib. Di Yerusalem, banyak nabi sudah dibunuh oleh orang Yahudi. Yesus pun tahu Dia akan mengalami nasib yang sama dengan nabi-nabi itu.

Menjelang Yesus disalibkan, datanglah seorang perempuan kepada Yesus. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa perempuan itu telah melakukan suatu perbuatan yang baik kepada-Nya. Perempuan ini membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Ketika perempuan ini membawa minyak wangi yang mahal, bukan perkara mudah. Tetapi perempuan ini mengenal siapa Yesus. Dia melakukan hal tersebut, mungkin itu adalah bentuk pertobatannya. Mungkin dia selama ini pun mendengar pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Yesus. Orang-orang besar di dalam sejarah kekristenan melakukan pelayanan yang begitu besar karena didorong oleh pengenalan yang begitu besar akan Yesus Kristus.

Untuk melakukan pelayanannya, perempuan ini harus berani untuk masuk ke ruangan yang dipenuhi oleh kaum laki-laki. Perempuan itu masuk dan langsung menuangkan minyak itu ke atas kepada Yesus Kristus. Untuk mendapatkan minyak itu, diperlukan bertahun-tahun untuk bekerja. Ini adalah sebuah pengorbanan. Mungkin perempuan itu tahu, bahwa apa yang dikorbankan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang telah atau akan dilakukan oleh Tuhan Yesus.

Tindakan “pengurapan dengan minyak” kepada Tuhan Ysus dalam peristiwa itu adalah pernyataan bahwa Dia adalah Sang Mesias (yang diurapi). Tuhan Yesus menyatakan bahwa pengurapan itu sebagai persiapan untuk penguburan-Nya, sebab itulah yang akan terjadi terhadap sang Mesias. Tuhan Yesus menempatkan tindakan tersebut sebagai permulaan sengsara sang Mesias yang sudah dinubuatkan oleh kitab di Perjanjian Lama. Perempuan itu mencurahkan minyak wangi yang mahal di atas kepala Yesus, sebagai tanda kasih. Perbuatannya itu menyiratkan sebuah pengakuan bahwa Yesus adalah Raja dan Mesias.

Mesias adalah orang yang dipilih oleh Tuhan, ditetapkan untuk menggenapi tujuan penyelamatan bagi umat manusia dan menggenapi hukuman terhadap orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Kepada Mesias itu diberi kuasa untuk memerintah bangsa-bangsa dan semua tindakan-Nya merupakan tindakan Tuhan itu sendiri.

Meskipun para murid di awal tidak mengerti apa arti dari “pemborosan” yang mereka katakan, tetapi perbuatan perempuan itu membawa kita semua mengerti akan perbuatan kasih dan penyerahan diri. Perbuatan perempuan itu pada akhirnya akan mendorong semua murid-murid Tuhan Yesus untuk mengingatnya dalam penyebaran Injil Yesus Kristus. Kasih yang terbaik memberikan yang terbaik. Pemberian yang terbaik adalah pemberian yang didasarkan oleh kasih kita yang besar kepada Yesus Kristus.

Views: 9

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top