Matius 2:13-23
Setelah bertemu dengan sang Mesias, orang majus tidak kembali ke Herodes, tetapi pulang melewati jalan lain. Mungkin Herodes menunggu mereka, tetapi orang majus tidak mendatangi Herodes. Herodes akhirnya sangat marah, karena memang raja Herodes sangat arogan dan tidak percaya kepada Tuhan. Dia tidak senang ada orang lain yang memerintah Israel. Akhirnya Herodes merencanakan untuk menghabisi sang Mesias.
Malaikat Tuhan memberitahukan kepada Yusuf supaya mereka segera pergi ke Mesir. Keberangkatan ke Mesir ini menggenapi nubuatan nabi Hosea. Di dalam Hosea 11:1 dikatakan, “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari mesir Kupanggil anak-Ku itu.” Injil Matius merupakan Injil yang sangat spesial, karena banyak mengutip kitab dalam Perjanjian Lama. Apalagi kitab Matius memang dipakai untuk menyadarkan orang-orang Yahudi, khususnya mengenai kedatangan sang Mesias.
Kelahiran Yesus Kristus di kota Betlehem dan dibesarkan-Nya Yesus di Nasaret menjadi batu sandungan, karena orang Yahudi dan para ahli Taurat mau terima jika Yesus bukan orang Nasaret. Mereka tidak mau tahu tentang hal itu, meskipun kelahiran Yesus jelas terjadi di Betlehem, sesuai dengan nubuatan nabi Mikha. Apalagi setelah dewasa, Yesus lebih dikenal sebagai orang dari Nasaret. Matius berusaha meyakinkan orang Yahudi, bahwa Yesus memang lahir di Betlehem.
Herodes sangat marah dan dia mengirim pasukannya untuk membunuh semua anak di Betlehem yang berusia dua tahun ke bawah. Peristiwa ini pasti sangat mengerikan dan menyedihkan. Bukan hanya di Betlehem, tetapi juga di sekitarnya. Herodes tidak mau kecolongan untuk yang kedua kalinya. Mungkin ada yang bertanya, mengapa Tuhan membiarkan hal ini terjadi? Sepertinya orang-orang di Betlehem diizinkan Tuhan untuk mengalami hal ini. Karena Raja segala raja datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi milik kepunyaan-Nya tidak mempedulikan-Nya. Yesus lahir di Betlehem, tetapi orang di sana tidak menyadarinya. Di dalam Yohanes 1:10 mencatat tentang ketidakpedulian manusia terhadap kedatangan sang Juruselamat.
Kota Betlehem tidak terlalu besar pada waktu itu. Tidak tercatat, berapa anak yang dibunuh oleh Herodes. Tetapi peristiwa itu sangat menggemparkan kota tersebut. Pasti banyak orang-orang Betlehem, terutama mereka yang anaknya dibunuh, bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi. Mengapa raja Herodes sampai melakukan hal seperti itu. Mungkin juga banyak di antara mereka mendapatkan informasi tentang kelahiran Yesus, karena berkaitan dengan tindakan Herodes yang sangat kejam ini. Orang-orang Betlehem akan mengingat peristiwa ini.
Bagaimana nasib bayi yang sudah dibunuh? Kemanakah mereka? Ke sorga atau ke neraka? Semua bayi yang dibunuh itu pasti masuk sorga, termasuk bayi siapapun di dunia ini yang meninggal. Karena Yesus disalib untuk menanggung dosa seisi dunia, yaitu dosa sejak Adam dan Hawa sampai dosa manusia terakhir (1 Yohanes 2:2, Ibrani 2:9). Yesus Kristus menyediakan anugerah bagi semua manusia. Keselamatan bayi tidak terletak pada orang tuanya, tetapi sudah ditanggung oleh Yesus Kristus.
Bagaimana dengan kita? Kita sudah dewasa. Kita berdosa bukan karena Adam dan Hawa lagi. Kita berdosa karena kita melakukannya dengan sadar. Karena itu, diperlukan pertobatan. Harus menyesal dan mengakui dosa kita, dan bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus. Percaya bahwa Yesus telah menggantikan kita dihukumkan atas dosa kita di kayu salib. Kini saatnya kita harus menggantikan Yesus hidup, kita harus hidup seperti Yesus hidup.
Setelah Herodes mati, malaikat menyuruh Yusuf kembali ke Israel. Ternyata setelah Herodes Agung mati, wilayah Israel dibagi menjadi tiga. Arkhelaus memerintah di Yudea, Antipas di sekitar daerah Galilea dan Filipus di daerah sebelah utara. Karena itulah, Yusuf harus mempertimbangkan di mana dia harus tinggal. Dia tidak memutuskan untuk kembali ke Betlehem. Dan akhirnya dia memilih ke daerah Galilea, yaitu kota Nazaret, karena dinasihati dalam mimpi. Yesus disebut orang Nazaret pernah disampaikan oleh para nabi, tetapi tidak tercatat disampaikan oleh nabi siapa.
Views: 9