Meminta Sesuai Keperluan (Jelajah PB 17)

Matius 7:7-14

Selanjutnya mengenai hukum normatif soal meminta. Setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Dalam kenyataannya, kenapa ada orang yang mencari tetapi tidak mendapat? Ada yang meminta tidak diberi dan yang mengetok pintu tidak dibukakan baginya? Hal tersebut memang banyak terjadi dalam kehidupan kita. Hukum normatif artinya jika dalam keadaan normal, maka itulah yang seharusnya terjadi. Hukum ini berlaku di antara sesama manusia.

Anak meminta roti, sebagai orang tua tidak mungkin akan memberi batu. Tetapi kalau anak itu masih sangat kecil dan dia minta pisau tajam, tidak mungkin orang tua akan memberikannya. Anak meminta roti, itu hal yang normal. Tetapi kalau anak kecil meminta benda tajam yang membahayakan, itu bukan permintaan yang normal, orang tua pasti tidak akan memberikannya. Jika kita meminta sesuatu yang wajar, yang normal, yang baik, pasti Tuhan akan memberikannya kepada kita. Tetapi jangan meminta yang aneh-aneh, meminta sesuatu yang mencerminkan keegoisan kita. Jangan meminta sesuatu yang menunjukkan ketamakan kita.

Bapa di Sorga jauh lebih mengasihi kita daripada bapa di dunia ini kepada anak-anaknya. Dalam hal ini, Tuhan Yesus mengajarkan jika kita mau meminta kepada Tuhan, maka belajarlah untuk meminta hal-hal yang wajar. Kita tahu bahwa Tuhan mengetahui apa yang kita perlukan dan butuhkan. Tetapi Tuhan juga menginginkan kita berkomunikasi dengan Dia dan satu-satunya cara adalah berdoa. Di dalam doa itu ada permintaan dan ucapan syukur. Karena itu mintalah sesuatu yang menunjukkan kasih kita kepada Tuhan.

Pernahkah kita mendengar atau kita sendiri berdoa kepada Tuhan, tetapi terkesan egois dan tamak? Sudah mempunyai rumah yang baik, masih meminta uang yang banyak. Sudah mempunyai kendaraan yang bagus, masih meminta kendaraan yang lebih mahal. Ini adalah contoh-contoh permintaan yang mencerminkan ketamakan. Bagaimana kita menilai doa seperti ini: ada pertandingan cerdas cermat antar gereja dan kita berdoa supaya tim kita yang menang, artinya secara tidak langsung meminta tim dari gereja yang lain kalah. Mengapa kita tidak memilih berdoa, menang atau kalah bukan permintaanku, tetapi yang penting kami bisa bermain dengan jujur, memuliakan Tuhan dan menambah pengetahuan firman.

Jika kita meminta sesuatu yang normal dan sesuai dengan keperluan kita (bukan untuk ketamakan atau keegoisan kita) maka Tuhan pasti akan mengabulkannya. Apalagi jika kita berdoa meminta sesuatu yang baik dan isi doa kita adalah untuk memuliakan Tuhan. Jika kita berdoa meminta kepada Tuhan dan ujungnya adalah untuk menyenangkan Tuhan, maka pasti Tuhan akan senang. Contoh: Tuhan, berikanlah saya tubuh yang sehat, supaya saya bisa melayani Engkau dengan baik dan dengan tubuh yang sehat. Tuhan berkatilah saya, supaya saya bisa mendukung program penginjilan gereja, dsb.

Masuk ke ayat 12, ini adalah hal penting yang perlu kita perhatikan dengan sungguh-sungguh. Jika kita ingin mendapatkan perlakuan baik dari orang lain, maka kita harus berlaku baik pada orang lain. Jika kita mau dihormati orang, kita harus terlebih dahulu menghormati orang. Jika kita ingin diampuni, kita harus terlebih dahulu mengampuni. Ini adalah pengajaran standar moral tertinggi di dunia ini, yang terdapat di dalam Alkitab.

Ayat 13 dan 14 menjelaskan bahwa jalan menuju kepada kebenaran itu sempit, sehingga yang masuk tidak banyak. Sedangkan jalan menuju kesesatan dan kebinasaan sangatlah luas dan lebar. Karena itu banyak orang ramai datang ke sana. Artinya, banyak sedikitnya orang berkumpul di gereja atau tempat tertentu itu tidak menunjukkan bahwa mereka benar atau salah. Dasar pengajaran yang benar atau salah, hanya bisa diukur dari Alkitab, bukan dari sedikit atau banyaknya orang datang.

Views: 6

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top