Rosh Hasanah (Jelajah PL 449)

Imamat 23:23-44

Masuk dalam hari raya kelima, sering disebut sebagai Rosh Hasanah atau permulaan tahun. Ini adalah hari raya tahun baru bagi orang Israel. Memang ada bulan Nisan sebagai bulan pertama orang Israel dalam kalender keagamaan. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa orang Israel memiliki dua kalender, yaitu kalender agamawi dan kalender sekuler atau umum. Bulan ketujuh (Tishri) adalah bulan pertama di kalender sekuler orang Israel.

Kata Rosh Hasanah tidak muncul di dalam Alkitab dan disebut sebagai hari raya meniup serunai. Serunai sama dengan terompet atau sangkakala. Hari raya ini dirayakan pada tanggal satu di bulan itu. Sedangkan hari raya lain biasanya dilaksanakan pada pertengahan bulan. Tanggal satu biasanya menjadi malam tergelap bagi orang Israel, karena tidak ada sinar bulan. Hari raya ini menggambarkan munculnya zaman baru. Hari raya ini belum digenapi dan akan digenapi.

Penggenapan hari raya ini akan terjadi pada saat Israel akan memasuki masa penganiayaan besar (masa tribulasi). Peniupan sangkakala juga berkaitan erat dengan masa tribulasi, seperti yang dicatat di dalam kitab Wahyu bahwa akan ada tujuh sangkakala yang berbunyi. Untuk mengawali masa tribulasi, ada sangkakala lain yang ditiup oleh penghulu malaikat. Di dalam 1 Tesalonika 4:16 dikatakan, “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;”

Ini adalah peristiwa pengangkatan orang-orang percaya di zaman gereja saat ini dan orang Israel masuk pada zaman baru, yaitu zaman penganiayaan. Pada zaman penganiayaan besar, ada tujuh sangkakala yang berbunyi. Inilah gambaran hari raya meniup serunai yang akan terjadi di masa mendatang, di akhir zaman. Bukan berarti bahwa masa pengangkatan ini akan terjadi pada bulan Tishri, karena memang tidak diberitahu oleh Tuhan tentang datangnya hari itu.

Hari raya keenam adalah hari raya pendamaian. Hari raya ini sudah dibahas di Imamat 16. Hari raya pendamaian ini menggambarkan karya Tuhan Yesus di kayu salib untuk menyelamatkan manusia. Di hari raya ini, Imam Besar masuk ke ruang Maha Kudus untuk mendamaikan dosanya sendiri. Setelah itu baru Imam Besar mendamaikan dosa orang Israel, memercikkan darah ke atas tutup tabut pendamaian, menggambarkan Yesus menghapuskan dosa sekali untuk selama-lamanya.

Hari raya ketujuh adalah hari raya Pondok Daun. Hari raya ini dilaksanakan untuk memperingati kondisi bangsa Israel pada saat di padang gurung, ketika tinggal di pondok-pondok daun. Hari raya ini juga disebut dengan Sukkot, yang artinya tabernakel atau kemah. Di hari raya ini, semua hasil penuaian disimpan (ayat 36).

Di masa depan, sesudah masa tribulasi akan muncul masa milenium atau masa kerajaan seribu tahun. Pada masa ini, orang-orang yang luput dari masa tribulasi, akan tinggal di rumah masing-masing. Demikianlah ketujuh hari raya Israel yang bukan hanya untuk mengingat sejarah, tetapi juga memiliki makna profetis, yaitu menggambarkan masa-masa yang akan datang.

Views: 31

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top