Imamat 24:3-9
Minyak di dalam Alkitab biasanya menggambarkan tentang Roh Kudus. Yesus Kristus ada di dalam diri kita melalui Roh Kudus, karena Roh Kudus juga adalah Roh Kristus. Karena itu, Kristus berada di dalam pribadi kita di dalam Roh Kudus. Minyak itu digunakan juga untuk mengurapi. Di dalam Perjanjian Baru, seseorang diurapi oleh Roh Kudus ketika percaya kepada Yesus Kristus. Ketika Percaya kepada Yesus Kristus, kita juga menerima pengurapan Roh Kudus.
Roh Kudus menjadi Pribadi yang penting. Ketika Tuhan Yesus Kristus naik ke Surga, maka Roh Kudus turun untuk bersama-sama dengan kita. Kristus selalu berada bersama dengan kita melalui Pribadi Roh Kudus.
Kandil itu menyala dan minyaknya tersedia, lalu ada tanggung jawab manusia yaitu para imam diharuskan untuk tetap mengatur lampu-lampu itu di depan tabir supaya tetap menyala. Di dalam Keluaran 30:7-8 dikatakan, “Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya. Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun temurun.”
Tuhan memberi tanggung jawab kepada orang percaya sebagai imamat yang rajani untuk terus memancarkan terang itu. Kita seharusnya menerangi orang-orang yang ada di sekitar kita. Kemah Suci itu harus tetap terang. Gereja saat ini memiliki fungsi yang sama dengan Kemah Suci dalam hal terang. Gereja menjadi komunitas penyiaran berita Injil. Terang itu seharusnya berada dan tetap menyala di komunitas gereja atau jemaat. Saat ini, tugas orang percaya untuk menerangi dunia di sekitar.
Selain memelihara lampu kandil tetap menyala, tugas lain dari para imam adalah memastikan adanya roti sajian di hadapan Tuhan. Roti sajian itu harus terus tersaji di atas meja roti sajian. Meja roti sajian ini berada di ruang kudus. Imam harus menaruh dua belas roti bundar, menjadi lambang dua belas suku Israel. Roti itu disusun menjadi dua bagian. Di atas setiap susun ditaruh kemenyan. Roti-roti ini juga menggambarkan Yesus Kristus.
Yesus Kristus beberapa kali mengatakan bahwa Diri-Nya adalah Roti Hidup. Yesus adalah Roti yang memberikan hidup-Nya bagi dunia. Manusia yang mau makan Roti Hidup, akan memiliki hidup kekal. Makan daging dan minum darah Yesus Kristus memiliki arti bahwa seseorang telah mempercayai-Nya dengan sepenuh hati. Roti sajian itu ditaruh di atas meja sajian selama seminggu dan baru diganti pada hari Sabat. Roti yang lama boleh dimakan oleh para imam. Bahkan Daud pun pernah memakan roti sajian ini pada hari Sabat.
Gambaran mengenai kandil dan roti ini mengingatkan orang Israel untuk selalu memperhatikan hubungan mereka dengan Tuhan. Semua ritual dan aturan yang disampaikan oleh Musa harus dilakukan, tetapi yang paling penting adalah relasi dengan Tuhan.
Views: 25